Kolom Blog Adhi Ksp: Terbang dengan Heli-mousine
Kolom Blog Adhi Ksp
Terbang dengan Heli-mousine
Dalam sepekan terakhir, saya menikmati perjalanan penuh sensasi. Bayangkan, selama tiga hari pertama (Senin-Rabu, 11-13/6), saya menikmati laut, melakukan scuba diving dan snorkeling, menikmati keindahan alam bawah laut dengan penghuninya, ikan dan hewan laut.
Hari Jumat (15/6) pekan lalu, saya terbang bersama helimousine dari heliport di Lippo Karawaci, Tangerang menuju heliport Hotel Aryaduta Jakarta, dan kembali lagi ke heliport Lippo Karawaci. Terbayang nggak sih, setelah menikmati sensasi diving di bawah laut, saya menikmati pula sensasi terbang dengan helimousine di udara? Ya, itulah yang saya nikmati selama pekan lalu.
Kali ini saya mau bercerita tentang helimousine. Helikopter Bell 407 itu disebutkan helikopter paling mewah yang beroperasi di Indonesia saat ini, dikelola PT Air Pacific.Tapi yang mengejutkan saya, ternyata sang pilot heli itu adalah Capt S Heru Susatyo. Awalnya, Mas Heru bertanya pada saya, apakah saya Adhi Ksp yang pernah mewawancarainya pada tahun 1994 silam, beberapa hari setelah dia selamat akibat heli-nya jatuh di Papua. Saya langsung ingat. Astaga, dunia memang sempit. Saya bertemu lagi dengan Mas Heru, pilot yang selamat dengan keajaiban dan mukjizat di Papua.
Tiga belas tahun yang lalu. Mas Heru masih ingat saya datang ke rumahnya di Pejaten dan mewawancarai dirinya. Hasil wawancara itu dimuat di Kompas.(http://adhikusumaputra.blogspot.com/search/label/Capt%20Heru%20Susatyo). Mas Heru juga memperlihatkan kliping koran Kompas tersebut. Kami pun terbang dengan helimousine.
Saya diminta duduk di sampingnya. Di belakang, ada sejumlah petinggi Grup Lippo yang terbang ke heliport Citra Graha di Jalan Gatot Subroto, Jakarta. Sewa per jam helimousine ini 1.500 dollar USD. Penyewanya umumnya pengusaha, pemilik usaha dan profesional puncak. Udara Jakarta kotor dengan polusi. Tidak jernih. Yang saya amati, kondisi jalan tol Tangerang-Tomang yang padat, terutama ruas Kebon Jeruk-Tomang yang sangat padat. Mungkin karena itulah, mereka yang berkantor dan tinggal di Karawaci, memilih naik helimousine ke Jakarta.
Hanya dalam waktu 10 menit, sudah tiba. Saya pernah naik helikopter polisi beberapa kali. Dulu waktu saya bertugas di kepolisian, saya naik heli pertama kali waktu terbang ke ladang ganja di Aceh tahun 1988. Waktu itu Deputi Kapolri Bidang Operasi (Deops)-nya alm Pak Muslihat. Lalu tahun 1990-an, beberapa kali diajak polisi, naik heli keliling Jakarta.
Poin saya, berbagai pengalaman jurnalistik memang memberi sensasi bagi hidup saya. Dulu belum ada blog. Sekarang blog ada dan ini semacam catatan harian perjalanan jurnalistik saya sebagai wartawan. Cerita-cerita ini sekadar berbagi pengalaman. Saya menikmati pekerjaaan sebagai jurnalis, dalam kondisi apapun juga.
Serpong, 19 Juni 2007
Terbang dengan Heli-mousine
Dalam sepekan terakhir, saya menikmati perjalanan penuh sensasi. Bayangkan, selama tiga hari pertama (Senin-Rabu, 11-13/6), saya menikmati laut, melakukan scuba diving dan snorkeling, menikmati keindahan alam bawah laut dengan penghuninya, ikan dan hewan laut.
Hari Jumat (15/6) pekan lalu, saya terbang bersama helimousine dari heliport di Lippo Karawaci, Tangerang menuju heliport Hotel Aryaduta Jakarta, dan kembali lagi ke heliport Lippo Karawaci. Terbayang nggak sih, setelah menikmati sensasi diving di bawah laut, saya menikmati pula sensasi terbang dengan helimousine di udara? Ya, itulah yang saya nikmati selama pekan lalu.
Kali ini saya mau bercerita tentang helimousine. Helikopter Bell 407 itu disebutkan helikopter paling mewah yang beroperasi di Indonesia saat ini, dikelola PT Air Pacific.Tapi yang mengejutkan saya, ternyata sang pilot heli itu adalah Capt S Heru Susatyo. Awalnya, Mas Heru bertanya pada saya, apakah saya Adhi Ksp yang pernah mewawancarainya pada tahun 1994 silam, beberapa hari setelah dia selamat akibat heli-nya jatuh di Papua. Saya langsung ingat. Astaga, dunia memang sempit. Saya bertemu lagi dengan Mas Heru, pilot yang selamat dengan keajaiban dan mukjizat di Papua.
Tiga belas tahun yang lalu. Mas Heru masih ingat saya datang ke rumahnya di Pejaten dan mewawancarai dirinya. Hasil wawancara itu dimuat di Kompas.(http://adhikusumaputra.blogspot.com/search/label/Capt%20Heru%20Susatyo). Mas Heru juga memperlihatkan kliping koran Kompas tersebut. Kami pun terbang dengan helimousine.
Saya diminta duduk di sampingnya. Di belakang, ada sejumlah petinggi Grup Lippo yang terbang ke heliport Citra Graha di Jalan Gatot Subroto, Jakarta. Sewa per jam helimousine ini 1.500 dollar USD. Penyewanya umumnya pengusaha, pemilik usaha dan profesional puncak. Udara Jakarta kotor dengan polusi. Tidak jernih. Yang saya amati, kondisi jalan tol Tangerang-Tomang yang padat, terutama ruas Kebon Jeruk-Tomang yang sangat padat. Mungkin karena itulah, mereka yang berkantor dan tinggal di Karawaci, memilih naik helimousine ke Jakarta.
Hanya dalam waktu 10 menit, sudah tiba. Saya pernah naik helikopter polisi beberapa kali. Dulu waktu saya bertugas di kepolisian, saya naik heli pertama kali waktu terbang ke ladang ganja di Aceh tahun 1988. Waktu itu Deputi Kapolri Bidang Operasi (Deops)-nya alm Pak Muslihat. Lalu tahun 1990-an, beberapa kali diajak polisi, naik heli keliling Jakarta.
Poin saya, berbagai pengalaman jurnalistik memang memberi sensasi bagi hidup saya. Dulu belum ada blog. Sekarang blog ada dan ini semacam catatan harian perjalanan jurnalistik saya sebagai wartawan. Cerita-cerita ini sekadar berbagi pengalaman. Saya menikmati pekerjaaan sebagai jurnalis, dalam kondisi apapun juga.
Serpong, 19 Juni 2007
Comments