Kolom Blog Adhi Ksp: Mengabdi Lewat PKK

Kolom Blog Adhi Ksp

Mengabdi Lewat PKK

Sejak menjadi Sekjen Perkumpulan Karyawan Kompas (PKK), waktu saya mulai banyak tersita untuk urusan ini. Tetapi karena sudah komitmen sejak awal untuk mengabdi melalui PKK, apapun harus dikerjakan. Seperti hari Rabu pekan lalu, saya bersama Ketua PKK Tjahja Gunawan dan dua pengurus Luki Aulia dan Budi Suwarna pagi-pagi harus berkunjung ke Stasiun Metro TV, melakukan studi banding soal nursery room.

Kebetulan Public Relations Manager Metro TV Henny Puspitasari, sahabat lama saya. Henny dulu pernah jadi PR Hotel Indonesia, lalu Shetaron Media, Borobudur dan Dusit Mangga Dua. Jadi ketika ada ide untuk melakukan studi banding ke Metro TV melihat fasilitas nursery room-nya, saya langsung ingat Henny. Suasana pertemuan pun kian akrab.

Di Metro TV, kami, pengurus baru PKK melihat fasilitas nursery room berukuran 3 m x 4 m. Semua perlengkapan disumbang oleh perusahaan yang melakukan barter iklan dengan Metro TV dan diganti dua kali setahun. Isi nursery room cukup lengkap, AC, wastafel, lantai berkarpet, tempat tidur bayi, tempat mandi bayi dan beberapa lagi.

Setelah melihat nursery room, ternyata studi banding kami berlanjut melihat kantin di sana yang berkapasitas 320 orang, 80 meja dengan empat tempat duduk. Menu makanan berganti setiap hari. Setiap karyawan mendapat jatah 25 kupon makan yang bisa digunakan kapan saja karena kantin atau kafe itu dibuka 24 jam.

Kalau misalnya jatah kupon sudah habis, karyawan harus membayarnya dengan harga per kupon Rp 10.500. Sebaliknya jika kupon itu masih tersisa, maka sisa jatah kupon makan bisa ditukarkan dengan bahan sembako. Dengan sistem ini, karyawan Metro TV tidak dirugikan jika "lupa" makan di kantin di kantornya. Toh dapat ganti sembako. Karyawan betul-betul diuntungkan. Kantin itu dikelola PT Indocater, perusahaan katering Media Group.

Setelah itu, kami juga melihat minimarket di kawasan perkantoran Metro/Media di Kedoya Jakarta Barat. Minimarket dua lantai ini dikelola Koperasi Karyawan Metro TV dan PT Indocater, dibuka sampai pukul 21.00. Baik karyawan maupun tamu boleh berbelanja di minimarket yang nyaman itu.

Setelah kunjungan ke Metro TV itu, kami pun pulang membawa cita-cita dan harapan agar suatu hari di lingkungan perusahaan tempat kami bekerja pun, fasilitas seperti itu tersedia. Kami, pengurus PKK, sudah berkomitmen mewujudkannya. Janji kepada konstituen, seperti saat kampanye tempo hari, menjadi janji kami bersama yang pasti diingat oleh konstituen.

Hari-hari ini, jika blog ini "lupa diupdate", itu karena waktu saya mulai tersita untuk kegiatan PKK. Sebab aktivitas PKK, kami kerjakan di sela-sela waktu pekerjaan utama. Tapi no problem. Inilah yang disebut pengabdian dan pengorbanan. Sebab di sini kami tidak dibayar, tetapi justru memberi apa yang kami miliki untuk memperjuangkan kepentingan karyawan melalui PKK. Saya senang ternyata Gun dan pengurus lainnya juga punya idealisme yang sama.

Hari Jumat kemarin, saya bertemu dengan sahabat karib saya, Marlene Frans, Corporate Public Relations Manager Aston International Hotel and Resorts. PKK menjajaki kerja sama bagaimana agar kartu PKK berfungsi sebagai kartu diskon, menginap dan F&B di jaringan Aston yang saat ini ada 14 hotel di lima kota (dan akan terus bertambah). Tanggapan Marlene sangat baik. Kerja sama itu sangat memungkinkan diwujudkan. Tinggal kami menunggu perjanjian kerja sama ditandatangani. Yah, satu demi satu, kami mulai mewujudkan cita-cita kami.

Jumat malam, ketika orang di kantor sudah mulai sepi, kami berdiskusi. Saya, GUN, DIS, MUL. DIS bilang PKK tahun depan harus bisa menggelar Lomba Marathon atau pertandingan olahraga yang melibatkan seluruh karyawan Kompas. Saya pikir memang harus demikian. Bahkan sebetulnya dari kegiatan itu, PKK bisa menjaring sponsor-sponsor. Kalau ada sisa sumbangan, bisa masuk kas PKK. Saya sih optimistis. Kegiatan olahraga jangan hanya futsal, seperti yang saat ini sedang ramai di Palmerah, tetapi juga aktivitas olahraga lainnya.

Seperti yang pernah saya ungkapkan dalam berbagai kesempatan, laporan keuangan PKK harus akuntabel dan transparan. Dengan modal ini, saya yakin orang akan percaya pada PKK, percaya pada pengurus PKK yang kredibel dan bertanggung jawab pada karyawan Kompas. DIS juga mendorong PKK ke arah itu. Ya betul. Sekarang kan zamannya transparan. Jadi saya pun sejak awal berkeyakinan, laporan keuangan PKK wajib disampaikan secara transparan melalui website resmi PKK.

Sekarang masa-masa di mana PKK sedang menyusun program dan kegiatan. Tapi kami tak hanya berhenti pada wacana dan rencana, tetapi kami bergerak cepat, harus ada yang bisa diwujudkan. Kami optimistis. Kami ingin mengubah citra PKK menjadi lebih baik, lebih bersahabat, menjadi sahabat karyawan maupun manajemen dan pemilik.

Serpong, 26 Mei 2007

Comments

Popular posts from this blog

Kolom Blog Adhi Ksp: Paris van Java dan Wawa Sulaeman yang Fenomenal

Kolom Blog Adhi Ksp: Starbucks, Kopi Luwak, dan J.Co

Hiburan Rakyat Menjelang Kenaikan BBM