Kolom Blog Adhi Ksp: Kebahagiaan Tidak tergantung Pada Kekayaan Materi

Kolom Blog Adhi Ksp

Kebahagiaan Tidak Tergantung Pada Kekayaan Materi

Hari Minggu (1/4) siang, saya bertemu dengan sahabat lama, teman kuliah di Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung. Kami bertemu di salah satu resto, tak jauh dari Hotel Novotel Bandung. Sahabat saya ini, Darmawan Sunarja, sekarang "tangan kanan" Aa Gym, yang mengendalikan bisnis MQ Group.

Dalam obrolan itu, Darmawan bilang, kebahagiaan itu tidak tergantung pada kekayaan. Kebahagiaan dapat diraih tanpa harus menjadi orang kaya dahulu. Kebahagiaan justru dirasakan ketika memiliki banyak sahabat. Dia memberi ilustrasi, ada orang kaya yang musuhnya banyak, sering berkonflik dengan orang lain, justru merasa tidak bahagia, padahal orang itu duitnya banyak.

Saya sependapat dengan Darmawan. Saya ingat saya pernah membaca buku "Look Ten Years Younger, Live Ten Years Longer, A Man's Guide" karya Dr David Ryback. Buku itu memberi kita pelajaran bagaimana kehidupan dapat berjalan sepuluh tahun lebih lama dengan gaya hidup yang lebih sehat dan membentuk penampilan yang awet muda.

Saya baca buku itu sudah sepuluh tahun lalu, tapi hari ini saya baca lagi dengan merenungkannya lebih dalam. Ryback menyebutkan, ketika kita menjadi dewasa secara intelektual dan emosional, kita belajar untuk semakin tidak egois, tidak berpusat pada kepentingan diri kita sendiri semata. Setelah menghabiskan masa muda Anda dalam pandangan kemanusiaan yang sempit, kini Anda mengetahui bahwa kebahagiaan yang lebih dalam, dapat Anda peroleh dengan mengambil perspektif kehidupan yang lebih luas.

Saat kita menjadi dewasa, kita akan merasa jauh lebih baik jika mampu mengorbankan diri kita untuk orang lain, mendukung orang lain secara emosional, spritual, dan intelektual. Kita akan lebih siap meluangkan waktu untuk memperhatikan masalah orang lain, membuat mereka tahu bahwa kita memperhatikan mereka, dan memberikan pelajaran dari pengalaman kita.

Perubahan sudut pandang ini saat kita membentuk kepribadian matang dan keluar dari tahun-tahun perkembangan kita, bukan hanya "memperkaya" orang lain, tetapi juga "memperkaya" diri kita sendiri dalam cara yang sangat bermakna. Saat kita menurunkan stres dalam kehidupan kita melalui komunikasi yang lebih baik dengan orang lain, bersikap jelas tentang kebutuhan kita, dan bersikap sensitif terhadap kebutuhan orang yang kita cintai, kita meningkatkan kesehatan fisik kita pula.

Dengan menurunkan stres dalam kehidupan, kita meningkatkan kesehatan fisik dan mental kita. Saat kita mendapatkan disposisi lebih luas tentang orang lain di sekitar kita, kita dapat melihat ke depan ke arah kehidupan yang lebih bermaksa dan lebih berbahagia. Punya tujuan hidup,

Apa kunci penting memperoleh kehidupan yang bahagia dan berusia panjang? Dr David Ryback, editor Journal of Humanistic Psychology dan pembicara terkenal di Amerika menyebutkan, salah satunya adalah kita punya tujuan hidup. Kita tak boleh kehilangan arah kehidupan kita. Dalam banyak contoh, beberapa teman saya mengejar karier sampai "lupa" punya tanggung jawab sehingga keluarganya berantakan, anak dan istri atau suaminya tidak "kenal" dia lagi. Tapi ada beberapa sahabat yang memilih menjadi ibu atau ayah yang baik bagi anak-anaknya, atau menjadi istri atau suami yang baik bagi pasangan masing-masing.

Ya, apa tujuan hidup kita sebenarnya? Bertambahnya usia, membuat kita mendapat kesempatan untuk belajar melalui hubungan yang gagal, kemunduran profesi, masalah kesehatan, dan sebagainya. Masing-masing masalah itu memiliki makna.

Ketika kita menjadi dewasa secara pribadi, kita didorong untuk mengeksplorasi tujuan hidup kita. Ketika kita menjadi dewasa secara emosional, kita menyadari bahwa kebahagiaan bukan berasal dari materi, kekayaan, seperti mobil mewah ataupun rumah mewah, tetapi berasal dari hubungan sehari-hari yang tampaknya biasa.

Kebahagiaan juga berasal dari bagaimana kita menggunakan waktu produktif kita. Kebahagiaan bukan lagi diberikan oleh materi, tetapi dari persahabatan yang kita miliki di tempat kerja sehari-hari.Semakin Anda terbuka untuk menggali tujuan hidup Anda, semakin kecil Anda akan mendapatkan "akibat yang tidak dikehendaki".

Semakin Anda memeluk tujuan hidup Anda, semakin kecil Anda akan terpengaruh oleh "akibat yang tidak dikehendaki". Individu yang paling egois adalah mereka yang mencoba mengendalikan kehidupan mereka sendiri dan kehidupan orang lain --mereka paling rentan terhadap tantangan kehidupan.

Banyak memberi
Mereka yang memiliki tujuan hidup, biasanya juga memberikan kepada orang lain apa yang mereka miliki, secara emosional, spiritual, dan intelektual. Mereka adalah orang yang paling tidak terluka oleh perubahan kehidupan. Semakin banyak Anda memberi dalam kehidupan, semakin kecil kemungkinan Anda terluka oleh kehidupan.

Peristiwa yang sama dapat terjadi pada pemberi dan penerima penyakit, kesulitan emosional, kemunduran finansial. Tetapi pemberi akan lebih jarang terluka oleh peristiwa tersebut. Saya sependapat dengan Ryback. Selama memberi masih dimungkinkan, apapun bentuk mediumnya, maka kehidupan masih kaya dan penuh arti. Penyakit, kemunduran material, atau bencana pribadi hanya sedikit berpengaruh.

Namun paradoksikalnya, mereka yang memiliki keinginan mendalam untuk memberi kepada orang lain, dalam bentuk apapun, lebih besar kemungkinannya untuk tetap sehat, bebas dari keterikatan materi, dan disukai orang lain. Ketika kita hidup lebih sehat, kita akan hidup lebih bergairah.

Sumber stres terbesar adalah perasaan terasing dalam kehidupan. Namun memberi kepada orang lain akan menghilangkan perasaan terasing tersebut. Ketika kita memberi kepada orang lain, apakah dengan mengajar, mendengarkan, atau sekadar hadir untuk mereka yang membutuhkan kita, maka kita merasakan suatu hubungan dengan sumber kehidupan.

Kita kurang rentan terhadap kesepian dan penolakan. Kita akan menjadi kurang membutuhkan pendapatan material dan simbol eksternal dari keberhasilan. Kita makin menghargai kasih dan kejujuran yang kita bentuk dalam hubungan kita dan kebahagiaan yang datang, serta menikmati apapun yang terjadi di sekeliling kita.

Kita dapat menikmati cinta kita kepada orang lain dalam berbagai bentuk dan manifestasinya. Kita tertantang untuk menemukan kemampuan dan bakat khusus kita ketika kita memutuskan menggunakannya untuk kebaikan orang lain, tak peduli betapapun kecilnya kebaikan tersebut.

"Kesempatan kecil seringkali merupakan awal dari kebahagiaan yang besar," kata Demosthenes. "Semakin Anda belajar menikmati ketenangan diri Anda sendiri, semakin banyak orang yang tertarik kepada Anda," kata Ryback. Kenalilah diri kita dan nikmatilah waktu Anda.

Bagaimana Anda dapat mencapai tujuan hidup Anda? Jawabannya sangat sederhana. Ambil setiap saat, ambil kesempatan untuk membantu orang yang Anda cintai, pasangan Anda, anak-anak Anda, orangtua Anda. Mulailah menyadari kebutuhan orang lain akan cinta dan penerimaan Anda. Bukan uang atau harta benda Anda, bukan pula waktu Anda, tetapi mereka menginginkan sesuatu yang lebih sederhana.

Mulailah dengan orang yang paling dekat dengan diri Anda. Berdamailah dengan diri Anda sendiri. Belajarlah bersikap jujur kepada diri sendiri. Berhentilah membanding-bandingkan diri Anda dengan orang lain. Terimalah kelemahan Anda dan biarkan diri Anda lebih menerima keunikan Anda.

Tak ada orang yang sama persis dengan Anda, dan ini membuat Anda menjadi sangat khusus. Perlakukan diri Anda dengan pengalaman yang benar-benar Anda inginkan, musik yang Anda sukai, kejujuran yang Anda layak dapatkan dari mereka yang Anda sayangi, dan hubungan dengan orang yang Anda hargai.

Kenali diri Anda dengan meluangkan waktu sendiri, dalam pencapaian seni, berjalan di alam, atau hanya bermeditasi dalam cara apa saja yang Anda senangi. Ini semua, menurut David Ryback, akan membuat kualitas hidup Anda tumbuh pesat. Anda akan merasakan kebahagiaan, bukan dari kekayaan materi, tetapi dari kualitas hidup Anda yang lebih baik.S

aya renungkan dalam-dalam isi buku Ryback, dan juga obrolan dengan sahabat saya Darmawan, "tangan kanan" Aa Gym itu. Ya, memang benar. Kebahagiaan tidak tergantung pada kekayaan materi tetapi lebih pada kualitas hati Anda sendiri, kualitas hati kita semua.

Saya bahagia karena menikmati pekerjaan saya, selalu mencintai dan dicintai orang terdekat, selalu memaafkan dan meminta maaf, selalu berkomunikasi dengan Sang Pencipta, selalu berpikir positif dalam setiap peristiwa yang dialami, selalu menjaga hubungan dengan sahabat, berusaha tidak punya musuh dan tidak punya konflik dengan siapapun juga.

Jika Anda memiliki kualitas hati ini, tanpa kaya materi pun, saya yakin hidup Anda pasti bahagia!

REFERENSI
http://www.amazon.com/gp/reader/1578660610/ref=sib_dp_pt/103-4966176-7997458#reader-link

Serpong, 1 April 2007

Comments

Popular posts from this blog

Kolom Blog Adhi Ksp: Paris van Java dan Wawa Sulaeman yang Fenomenal

Kolom Blog Adhi Ksp: Starbucks, Kopi Luwak, dan J.Co

Hiburan Rakyat Menjelang Kenaikan BBM