Kolom Blog Adhi Ksp: Internet, Kebutuhan Hidup Masyarakat Global

Pengantar:
Terbayang nggak sih, setiap hari kita baca berita koran dan nonton TV dari sebuah ponsel multimedia yang ada di genggaman tangan? Terbayangkan nggak sih kita nonton film-film HBO dari ponsel multimedia? Salah satu industri ponsel dunia, Nokia mulai mewujudkan impian itu. Tulisan ini, "oleh-oleh" dari Nokia World 2006 Amsterdam, sekadar mengingatkan kembali betapa teknologi informasi dan komunikasi sudah merasuk ke setiap aktivitas kita. (Adhi Ksp)


Kolom Blog Adhi Ksp

Internet, Kebutuhan Hidup Masyarakat Global

Internet sudah merasuk dunia. Dengan internet, dunia menjadi tanpa batas. Seseorang di pelosok belantara Borneo bisa berkomunikasi melalui e-mail atau melakukan chatting dengan rekannya yang sedang berlibur di Karibia, misalnya. E-mail, instant messenger (IM), web-blog atau blog menjadi alat komunikasi tanpa biaya dan penggunaannya kian mewabah, menciptakan dunia tanpa batas.

Fenomena ini ditangkap oleh industri telepon seluler dunia seperti Nokia. Saya beri contoh Nokia karena kebetulan akhir November 2006 lalu, saya mengikuti Konferensi Internasional Nokia World 2006 di Amsterdam, Belanda. Di sana, Chief Executive Officer (CEO) Nokia, Olli-Pekka Kallasvuo menegaskan bahwa internet menjadi kunci pertumbuhan industri ponsel. Untuk itu, Nokia sudah bekerja sama dengan search engine Yahoo!.

Kallasvuo juga mengumumkan Nokia bakal terus meluncurkan produk-produk ponsel multimedia seperti NSeries dan Communicator, yang antara lain dapat digunakan untuk berselancar di jagat maya, selain merekam gambar lewat video, merekam suara, mengambil foto. Bahkan di beberapa produk Nokia, ada fasilitas untuk menonton televisi dan film.

Saya ingat dalam sebuah presentasi yang dibawakan Anssi Vanjoki, Executive Vice President and General Manager Multimedia Nokia, digambarkan ilustrasi betapa kehidupan seseorang sangat tergantung pada ponsel multimedia. Anggaplah ada seorang jurnalis bernama Robert tinggal di London, Inggris. Ketika bangun dari tidurnya, dia langsung mengecek e-mail dan membalasnya. Ternyata ada ajakan makan malam di Amsterdam dari temannya.

Setelah itu, sang jurnalis mengecek berita-berita utama suratkabar tempat dia bekerja. Sambil mandi dan gosok gigi, dia mendengar siaran radio dari ponselnya. Sambil sarapan, dia membuka siaran TV BBC di ponsel multimedianya dan mengikuti peristiwa terkini, breaking news. Setelah menyelesaikan tugas-tugasnya, mewawancarai narasumber dengan merekam suara lewat ponselnya, juga mengambil foto si narasumber, jurnalis itu langsung mengirim berita dan laporannya, cukup dari ponselnya.

Sore harinya, dia berangkat ke Amsterdam, menemui rekannya yang berulang tahun. Dia mengecek ke lonelyplanet dari ponselnya, soal restoran yang akan didatangi. Karena belum tahu lokasi restoran yang akan dituju, sesampainya di Amsterdam, dia memanfaatkan fasilitas GPS di ponselnya itu, yang memandunya ke restoran, tempat ber-rendezvous.

Begitulah kira-kira ilustrasi yang disampaikan Anssi Vanjoki, petinggi Nokia yang membidangi multimedia. Inti ceritanya kurang lebih seperti itu. Tapi yang ingin disampaikan Vanjoki adalah betapa ponsel multimedia sudah menjadi bagian kehidupan sehari-hari. Sejak bangun pagi hingga tidur malam hari. Betapa luar biasanya!

Vanjoki mengungkapkan, dia sudah memimpikan situasi seperti ini sejak 10 tahun silam. Secara perlahan tapi pasti, impiannya mulai terwujud. Terbayang nggak sih bisa nonton film-film HBO dari Nseries? Atau baca koran dari ponsel multimedia? (Baca juga http://adhikusumaputra.blogspot.com/search/label/internet)

Di Eropa dan Amerika, ponsel-ponsel multimedia makin digandrungi. Di mana-mana, ada fasilitas hotspot atau wi-fi. Orang dapat berselancar internet lewat ponsel multimedia dari mana saja dan kapan saja, apakah menggunakan GPRS ataukah lewat access point wi-fi atau hotspot itu.

Ketika singgah di Bandara Internasional Changi Singapura dalam perjalanan pulang dari Amsterdam ke Jakarta, saya melihat tempat-tempat internet gratis penuh, bahkan harus antre. Bayangkan, baru keluar dari pesawat, orang sudah 'kebelet' cari layanan internet di bandara itu, yang memang disediakan di sejumlah lokasi, namun harus berdiri. Di ruang kelas bisnis (business class), penumpang dapat berselancar ke jagat maya melalui PC yang jumlahnya cukup banyak, sembari duduk meneguk jus.

Di Jakarta, kita lihat tempat-tempat ngopi seperti Starbucks Coffee menyediakan fasilitas hotspot atau wi-fi agar pengunjung dapat berselancar ke dunia maya sembari menikmati kopi Amerika itu. Starbucks termasuk pionir menyediakan fasilitas wi-fi sejak empat tahun lalu. (Baca juga http://adhikusumaputra.blogspot.com/2007/02/tren-ngopi-di-mal-fenomena-yang.html)

Di sejumlah bandara di Indonesia, fasilitas serupa juga disediakan. Jadi, di mana-mana, orang tak bisa lepas dari internet. Di sejumlah pusat perbelanjaan dan pusat jajan, fasilitas wi-fi dapat dianggap sebagai daya tarik pengunjung. Di sejumlah gedung perkantoran, bahkan fasilitas wi-fi sudah dipasang. Kaum profesional yang membawa-bawa laptop, notebook, PDA, smartphone, ponsel multimedia yang mempunyai fasilitas koneksi dengan Wireless LAN, dapat berselancar ke jagat maya dengan bebas.

Jadi, saat ini internet betul-betul sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Jika di negara maju di Eropa dan Amerika, internet sudah jadi makanan sehari-hari, mungkin di Indonesia, baru 10-15 persen penduduk Indonesia yang menikmati ini. Tapi di masa depan, suatu hari kelak, setiap orang siapa pun dia, tak bisa terlepas dari kebutuhan internet, termasuk mereka yang tinggal di pelosok jauh dari ingar-bingar kota.

Depdiknas misalnya, mulai merancang bagaimana agar mahasiswa bisa kuliah tanpa harus datang ke kampus. Bahkan seharusnya, anak-anak sekolah di kampung yang nun jauh di sana, dapat memanfaatkan teknologi, agar tetap dapat melanjutkan sekolah. (Baca juga http://adhikusumaputra.blogspot.com/search/label/Lilik%20Gani)

Internet bisa menjadi jembatan ke arah itu. Menghubungkan dunia tanpa batas. Karena itu, tidaklah heran jika blog, friendster, flickr, MySpace, YouTube atau apapun namanya, yang semuanya memanfaatkan internet sebagai media, makin mewabah ke penjuru dunia.
Penggemar dan pemilik blog terus bertambah jumlahnya setiap hari. Ini bukti betapa internet memang sudah menjadi kebutuhan hidup masyarakat global.


Serpong, 27 Februari 2007

Comments

Anonymous said…
sayang di indonesia internet masih mahal sekale...

Popular posts from this blog

Kolom Blog Adhi Ksp: Paris van Java dan Wawa Sulaeman yang Fenomenal

Kolom Blog Adhi Ksp: Starbucks, Kopi Luwak, dan J.Co

Hiburan Rakyat Menjelang Kenaikan BBM