Kolom Blog Adhi Ksp: Kebahagiaan Jurnalis

Kolom Blog Adhi Ksp

Kebahagiaan Jurnalis

Apa kebahagiaan seorang jurnalis, seorang wartawan? Ketika apa yang dia perjuangkan melalui tulisannya, melalui laporannya, dapat mengubah keputusan pengambil kebijakan atau memenuhi harapan masyarakat. Dalam pekan ini, saya mengalami dua peristiwa yang keduanya memberi saya keyakinan bahwa pekerjaan jurnalis memang pekerjaan mulia.

Pertama, ketika berita tentang rusaknya sekolah SDN Flamboyan Gunungsindur di Kabupaten Bogor, yang saya tulis tahun 2006 lalu, mengundang perhatian PT PLN Persero. Kepala PLN APJ Depok Hadi Suhana mengatakan kepada saya terus terang bahwa setelah membaca berita ihwal rusaknya bangunan SDN Gunungsindur, dia langsung melakukan survei ke lapangan dan memutuskan untuk membantu merenovasi bangunan sekolah itu.

Hari Rabu 18 April 2007 pagi, gedung SDN Gunungsindur sudah tegak kembali. Foto rusaknya bangunan SDN Gunungsindur itu pernah saya muat di blog ini. Kepala SDN Flamboyan Gunungsindur dan sejumlah guru sekolah itu berulang kali menyampaikan rasa terima kasih kepada Kompas, yang sudah memuat berita rusaknya sekolah itu sehingga mengundang PLN membantu memperbaiki. "Terima kasih kepada Kompas. Semoga Kompas tetap jaya," ungkap mereka berulang kali.

Duh, saya trenyuh. Tapi sungguh, sebagai jurnalis, saya merasa bahagia. Ternyata tulisan tentang rusaknya sekolah di pinggiran Jakarta itu, telah mengetuk hati pejabat PLN. Saya kira, di sinilah letak kebahagiaan seorang jurnalis, seorang wartawan. Rasa lelah menjelajahi perjalanan ke Gunungsindur di Kabupaten Bogor, tidak ada artinya dibandingkan rasa bahagia.
Ada semacam kepuasan batin. Bagi jurnalis, rasa itu tak bisa diukur dengan apa pun juga.

Kedua, ketika Menteri Perhubungan Hatta Rajasa menegaskan bahwa Stasiun Rawabuntu di Kecamatan Serpong, Kabupaten Tangerang tidak akan ditutup. Bagi saya, pernyataan Hatta memberi harapan besar bagi masyarakat pengguna jasa KA di Rawabuntu, BSD dan sekitarnya.


Beberapa pekan lalu, saya melaporkan keberatan warga tentang rencana PT KA menutup Stasiun Rawabuntu dan memusatkan perjalanan di Stasiun Serpong yang baru selesai direnovasi.

Saya merekam harapan warga Rawabuntu. Beberapa kali saya dihubungi warga yang berharap pada Kompas melalui saya, agar rencana penutupan Stasiun Rawabuntu itu dibatalkan. Bahkan, ketika perwakilan warga Rawabuntu berdialog dengan Kepala PT KA Daop I dan jajarannya di Stasiun Jakartakota, saya satu-satunya wartawan yang hadir. Pada dialog itu, ada sinyal Stasiun KA Rawabuntu tidak akan ditutup. Pernyataan Menhub Hatta Rajasa melegakan ribuan pengguna jasa KA.

Saya menerima e-mail dan SMS dari pengguna jasa KA yang menyampaikan terima kasih atas berita yang sangat melegakan mereka. E-mail atapun SMS, serta pernyataan Menhub Hatta Rajasa itu, sungguh memberi rasa bahagia. Sebagai jurnalis, saya (dan juga banyak rekan jurnalis lainnya) pasti merasa bahagia jika mampu membantu masyarakat banyak melalui tulisan dan laporan yang dibuat. Karena menurut saya, di sinilah letak esensi pekerjaan seorang jurnalis.

Karena itulah mengapa saya selalu beranggapan bahwa jurnalis memang pekerjaan yang menyenangkan. Selain bisa jalan-jalan keliling kota, nusantara dan dunia, memiliki banyak sahabat dari berbagai latar belakang dan pekerjaan, juga dapat berbuat kebaikan melalui laporan, tulisan.

Meskipun kelihatannya masalah kecil, bukan urusan besar urusan negara, tetapi faktanya, ada rakyat, ada masyarakat yang bersyukur karena kehadiran dan laporan jurnalis. Saya kira pengalaman semacam ini dialami banyak rekan jurnalis lainnya di banyak negara.

Serpong, 19 April 2007

Comments

Popular posts from this blog

Masuk dalam Lima Besar Blog Terbaik 2008 Versi Maverick Indonesia

Kolom Blog Adhi Ksp: Paris van Java dan Wawa Sulaeman yang Fenomenal

Kolom Blog Adhi Ksp: Aston