Kolom Blog Adhi Ksp: Menjadi Peserta Asian City Journalist Conference
Kolom Blog Adhi Ksp
Menjadi Peserta Asian City Journalist Conference
Saya mendapat kesempatan untuk menjadi salah seorang dari 10 peserta Asian City Journalist Conference yang diundang oleh UN HABITAT, salah satu badan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Undangan itu ditujukan kepada pimpinan kantor tempat saya bekerja. Lalu saya yang ditugaskan untuk datang ke Fukuoka, Jepang.
Saya beruntung mengikuti Asian City Journalist Conference di Fukuoka karena saya memperoleh pengalaman baru. Saya harus mempersiapkan diri, menyampaikan pendapat di depan publik, termasuk Direktur UN HABITAT Regional Asia dan Pasifik. Saya satu-satunya wartawan Indonesia yang hadir dalam acara ini. Kalau biasanya saya meliput konferensi di mana orang lain yang berbicara, kali ini saya harus mempersiapkan presentasi.
Setelah membaca kuesioner yang saya isi melalui email, UN HABITAT kemudian meminta saya bicara soal Kaum Muda dan Narkoba. Kebetulan sekali, sebelum saya berangkat ke Fukuoka, saya meliput Kampung Bali di Tanah Abang, kampung yang dulunya dikenal kampung narkoba, namun sekarang sudah mulai bersih. Kata kuncinya adalah keterlibatan warga bersama-sama memerangi narkoba.
Itulah kata kunci presentasi saya dalam Asian City Journalist Conference. Di Jepang, konsep Koban atau di Singapura, konsep Neighbourhood Police System (yang juga mengadopsi Koban) menjadi contoh yang sangat ideal untuk mengamankan lingkungan. Pengamanan dilakukan oleh warga masyarakat bersama-sama. Dengan demikian pencegahan kejahatan dapat dilakukan dengan baik. Kira-kira itulah kata kunci presentasi saya dalam konferensi ini. (Saya memahami persoalan ini berkat wilayah kerja saya di bidang crime selama bertahun-tahun, bergaul bersama polisi, mulai dari pangkat terendah hingga pangkat tertinggi).
Terus terang, ini pengalaman baru bagi saya, bisa berbicara di depan konferensi internasional, yang digelar oleh badan PBB. UN HABITAT bekerja sama dengan sebuah surat kabar lokal Fukuoka, The Nishi-Nippon menerbitkan foto-foto peserta Asian City Journalist Conference di surat kabar berbahasa Jepang tersebut. UN HABITAT juga menerbitkan poster foto-foto kami, para jurnalis yang ikut serta.
Peserta lainnya selain dari Indonesia, berasal dari China (Wang Yong/Shanghai Daily, Zhou Chang.Dalian Daily, Zhou Zhiwei/Guangzhou Daily), Thailand (Assajita Awale/Matichon Public Company), Singapura (Ng Hon Kuan/Lianhe Zaobao), Malaysia (Shahrul Hafeez Seman/The New Strait Times), Vietnam (Nguyen Ham Bao Truc/Saiogon Giai Phong Newspaper), Filipina (Dewey Joseph Gida Yap/Philippine Daily Inquirer), Korea Selatan (Song Jo-Yeon/The Busan Ilbo). Mereka bicara persoalan perkotaan di negara masing-masing.
Sebelum hadir dalam konferensi jurnalis Asia di Fukuoka, kami bertemu dengan Gubernur Fukuoka Wataru Aso dan diajak berkeliling menyaksikan keindahan New Tenjin Underground Shoppoing Arcade, pusat perbelanjaan di bawah tanah yang ada di pusat kota Fukuoka.
Saya merasa beruntung bisa menjadi wartawan Kompas. Pengalaman saya makin lengkap dan beragam. Saya melakukan perjalanan ke banyak negara dan berbagai kota di dunia. Saya menikmati perjalanan itu semua. Saya menikmati pekerjaan saya sebagai jurnalis. Saya menganggap bekerja sebagai jurnalis sebagai hobi. Capek seperti apa pun, tidak akan terasa karena memang saya menikmati pekerjaan ini dengan suka cita. Menjadi wartawan, saya memiliki banyak kawan dari berbagai kalangan.
Terima kasih kepada Managing Director The Nishin-Nippon Hidehiko Nagashima, Managing Editor News Department The Nishin-Nippon Shimbun Megumi Kikuchi, juga untuk Direktur United Nations Human Settlements Programm UN HABITAT Toshi Noda, Coordinator Officer UN HABITAT Toshiharu Onoyama, Project Assistant UN HABITAT Naoko Goto, Information Officer UN HABITAT Yumi Kumagai, Office UN HABITAT Mayumi Onizuka, dan sahabat saya Sayuri Tomita, wartawati Kyodo News dari Fukuoka Regional Office.
Palmerah, 14 Agustus 2007
Menjadi Peserta Asian City Journalist Conference
Saya mendapat kesempatan untuk menjadi salah seorang dari 10 peserta Asian City Journalist Conference yang diundang oleh UN HABITAT, salah satu badan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Undangan itu ditujukan kepada pimpinan kantor tempat saya bekerja. Lalu saya yang ditugaskan untuk datang ke Fukuoka, Jepang.
Saya beruntung mengikuti Asian City Journalist Conference di Fukuoka karena saya memperoleh pengalaman baru. Saya harus mempersiapkan diri, menyampaikan pendapat di depan publik, termasuk Direktur UN HABITAT Regional Asia dan Pasifik. Saya satu-satunya wartawan Indonesia yang hadir dalam acara ini. Kalau biasanya saya meliput konferensi di mana orang lain yang berbicara, kali ini saya harus mempersiapkan presentasi.
Setelah membaca kuesioner yang saya isi melalui email, UN HABITAT kemudian meminta saya bicara soal Kaum Muda dan Narkoba. Kebetulan sekali, sebelum saya berangkat ke Fukuoka, saya meliput Kampung Bali di Tanah Abang, kampung yang dulunya dikenal kampung narkoba, namun sekarang sudah mulai bersih. Kata kuncinya adalah keterlibatan warga bersama-sama memerangi narkoba.
Itulah kata kunci presentasi saya dalam Asian City Journalist Conference. Di Jepang, konsep Koban atau di Singapura, konsep Neighbourhood Police System (yang juga mengadopsi Koban) menjadi contoh yang sangat ideal untuk mengamankan lingkungan. Pengamanan dilakukan oleh warga masyarakat bersama-sama. Dengan demikian pencegahan kejahatan dapat dilakukan dengan baik. Kira-kira itulah kata kunci presentasi saya dalam konferensi ini. (Saya memahami persoalan ini berkat wilayah kerja saya di bidang crime selama bertahun-tahun, bergaul bersama polisi, mulai dari pangkat terendah hingga pangkat tertinggi).
Terus terang, ini pengalaman baru bagi saya, bisa berbicara di depan konferensi internasional, yang digelar oleh badan PBB. UN HABITAT bekerja sama dengan sebuah surat kabar lokal Fukuoka, The Nishi-Nippon menerbitkan foto-foto peserta Asian City Journalist Conference di surat kabar berbahasa Jepang tersebut. UN HABITAT juga menerbitkan poster foto-foto kami, para jurnalis yang ikut serta.
Peserta lainnya selain dari Indonesia, berasal dari China (Wang Yong/Shanghai Daily, Zhou Chang.Dalian Daily, Zhou Zhiwei/Guangzhou Daily), Thailand (Assajita Awale/Matichon Public Company), Singapura (Ng Hon Kuan/Lianhe Zaobao), Malaysia (Shahrul Hafeez Seman/The New Strait Times), Vietnam (Nguyen Ham Bao Truc/Saiogon Giai Phong Newspaper), Filipina (Dewey Joseph Gida Yap/Philippine Daily Inquirer), Korea Selatan (Song Jo-Yeon/The Busan Ilbo). Mereka bicara persoalan perkotaan di negara masing-masing.
Sebelum hadir dalam konferensi jurnalis Asia di Fukuoka, kami bertemu dengan Gubernur Fukuoka Wataru Aso dan diajak berkeliling menyaksikan keindahan New Tenjin Underground Shoppoing Arcade, pusat perbelanjaan di bawah tanah yang ada di pusat kota Fukuoka.
Saya merasa beruntung bisa menjadi wartawan Kompas. Pengalaman saya makin lengkap dan beragam. Saya melakukan perjalanan ke banyak negara dan berbagai kota di dunia. Saya menikmati perjalanan itu semua. Saya menikmati pekerjaan saya sebagai jurnalis. Saya menganggap bekerja sebagai jurnalis sebagai hobi. Capek seperti apa pun, tidak akan terasa karena memang saya menikmati pekerjaan ini dengan suka cita. Menjadi wartawan, saya memiliki banyak kawan dari berbagai kalangan.
Terima kasih kepada Managing Director The Nishin-Nippon Hidehiko Nagashima, Managing Editor News Department The Nishin-Nippon Shimbun Megumi Kikuchi, juga untuk Direktur United Nations Human Settlements Programm UN HABITAT Toshi Noda, Coordinator Officer UN HABITAT Toshiharu Onoyama, Project Assistant UN HABITAT Naoko Goto, Information Officer UN HABITAT Yumi Kumagai, Office UN HABITAT Mayumi Onizuka, dan sahabat saya Sayuri Tomita, wartawati Kyodo News dari Fukuoka Regional Office.
Palmerah, 14 Agustus 2007
Comments