Kolom Blog Adhi Ksp: Jajan Jazz

Kolom Blog Adhi Ksp

Jajan Jazz

Jajan Jazz? Ya, Jajan Jazz! Menikmati jazz tak harus di lounge hotel bintang lima sembari meneguk wine, menyeruput jus jeruk atau pun menikmati cappucino. Menikmati jazz ya cukup di Taman Jajan BSD Serpong Tangerang, tempat pedagang kaki lima mangkal. Ada roti bakar, ada indomi rebus, ada soto, ikan bakar dan hidangan kaki lima lainnya.

Jajan Jazz kini menjadi ikon baru dalam dunia musik jazz Indonesia. Di sini, setiap Kamis malam pekan pertama, grup jazz pemula dan senior berkumpul menjadi satu. Grup jazz anak-anak muda itu bukannya baru belajar, tetapi mereka yang tampil, yang sudah pe-de muncul di depan khalayak pencinta musik jazz.

Saya rutin menikmati pergelaran Jajan Jazz di Taman Jajan BSD setiap Kamis malam pekan pertama. Pertama, lokasinya dekat dengan tempat tinggal. Kedua, ya memang suka jazz. Jadi, kalau setiap Jajan Jazz digelar, kalau tidak datang, rasanya ada yang kurang. Pada Kamis malam kemarin dulu, salah seorang begawan jazz Indonesia, Ireng Maulana menyempatkan hadir.

Yang menggembirakan, Ireng Maulana, begitu tahu ada potensi dan bakat luar biasa dari grup-grup jazz anak muda ini, langsung menyatakan akan membuat panggung Jajan Jazz dalam pergelaran Jakjazz November mendatang. Ireng terpesona. Dia mengaku kaget karena dalam suasana "sederhana" dalam aroma kaki lima, Jajan Jazz justru eksis dan diminati penggemarnya. "Yang main, juga bagus-bagus," kata Ireng yang baru kali pertama hadir di Jajan Jazz. Ireng terkagum-kagum melihat grup jazz anak muda membawa sendiri peralatan musik mereka.

Dalam Jajan Jazz Kamis pertama bulan April ini, muncul juga M Hindarto, mantan Kepala Polda Metro Jaya. "Wah saya muter-muter sampai satu setengah jam, mencari lokasi Taman Jajan ini. Sampai ke Puspiptek segala," cerita Hindarto waktu saya temui dalam acara Jajan Jazz. (Saya kenal Pak Hindarto sudah lamaa banget, waktu beliau masih jadi Direktur Samapta Polri, saya dapat tugas ikut polisi naik kapal Polri dari Tanjungpriok ke Batam selama 28 jam. Alhasil, saya mabukkk laut, tak tertahankan lagi. Lalu ketika Pak Hindarto jadi Kepala Polda Metro Jaya, saya masih wartawan kepolisian, dan namanya harum berkat cepatnya pengungkapan kasus pembunuhan pelukis Basoeki Abdullah oleh jajarannya, Adang Rismanto dkk).

Nah, kembali ke Jajan Jazz, Pak Hindarto memuji acara ini karena di sinilah bakat dan talenta musisi jazz Indonesia terlihat jelas. "Jajan Jazz boleh disebut sebagai wahana pencari bakat dan talenta. Ini bagus sekali," kata penggemar jazz itu. Dia lalu membandingkannya dengan bidang olahraga. Seharusnya cabang-cabang olahraga juga punya wadah semacam Jajan Jazz ini. Ada tempat untuk bakat dan talenta baru, yang memudahkan mencari dan mendapatkannya.

Pak Hindarto sudah memakai tongkat, wah tanda usia sudah lanjut ya Pak. Tapi semangat Pak Hindarto dan istrinya tetap membara. Buktinya, meskipun pusing cari alamat Taman Jajan BSD, tempat Jajan Jazz digelar, toh Pak Hindarto tetap datang, menikmati suasana seadanya.

Suasana Kamis malam kemarin lebih ramai dari biasanya. Parkir mobil sampai harus di luar. Ini artinya jumlah pengunjung bermobil lebih banyak dari biasanya. Rupanya penggemar jazz di Jabodetabek sudah mulai tahu ihwal Jajan Jazz ini. Makanya tidaklah heran cukup banyak penggemar dan penikmat jazz datang dari berbagai wilayah.

Meskipun suasana Taman Jajan sangat natural dengan aroma kaki lima, toh penikmat musik jazz bermobil, tetap datang. Apalagi anak-anak muda yang baru belajar musik. Pedagang kaki lima di Taman Jajan BSD pun ternyata mulai menikmati musik jazz.

Saya kira kita semua harus memberi apresiasi kepada penggagas Jajan Jazz, sahabat saya Yunus Arifin, warga Nusa Loka BSD. Penggemar jazz ini bersama kawan-kawannya menggelar Jajan Jazz di Taman Jajan, dengan maksud agar jazz bisa dinikmati semua kalangan, semua lapisan masyarakat.

Biayanya? Untuk membuat panggung, mereka urunan. Sekarang ada yang menyumbang meminjam sound-system. Pengembang BSD pun sejak dua bulan lalu, membantu pembuatan panggung. Jajan Jazz kini menjadi ikon baru jazz Indonesia. Memang ada pergelaran internasional Java Jazz dan Jakjazz di panggung yang wah. Tapi Jajan Jazz cukup di panggung sederhana di lokasi sederhana dikelilingi pedagang kaki lima. Tapi dari sinilah, bakat dan talenta baru jazz Indonesia masa depan, lahir.

Serpong, 7 April 2007

Comments

Popular posts from this blog

Kolom Blog Adhi Ksp: Paris van Java dan Wawa Sulaeman yang Fenomenal

Kolom Blog Adhi Ksp: Starbucks, Kopi Luwak, dan J.Co

Hiburan Rakyat Menjelang Kenaikan BBM