Kolom Blog Adhi Ksp: The Ritz-Carlton

Kolom Blog Adhi Ksp

The Ritz-Carlton

The Ritz-Carlton adalah nama hotel bintang lima jaringan internasional, yang hampir dua tahun beroperasi di kawasan emas Mega Kuningan, Jakarta Selatan. Hotel yang lokasinya bersebelahan dengan Hotel JW Marriott itu, pemiliknya sama, Dua Mutiara Group, salah satu perusahaan real estate residensial dan komersial terkemuka di Indonesia.

Ritz-Carlton Hotel Company bermarkas besar di Chevy Chase, Maryland, Amerika Serikat, mengelola dan mengoperasikan 61 hotel dan resort di seluruh dunia, mulai dari Amerika, Eropa, Asia, Timur Tengah, dan Afrika. Lebih dari 20 proyek baru di berbagai lokasi di dunia saat ini tengah dibangun. Tahun depan, Ritz-Carlton segera dibuka di Moskwa dan Beijing.

Di hotel itu, saya bertemu sahabat lama, Els Ramadhinta, Director of Public Relations The Ritz-Carlton. Sebelum bergabung dengan Ritz-Carlton, Els adalah Public Relations Manager Accor Group. Els adalah penggagas terbitnya kartu Accor Press Club (APC) yang berlaku bagi jurnalis untuk semua hotel di jaringan Accor Group di seluruh Indonesia.

Saya ingat pada Els karena sebelum meluncurkan kartu APC, Els bertanya pada saya soal itu dalam sebuah acara di Hotel Novotel Semarang dua tahun lalu. Saya pikir, wah hebat juga gagasan Els, yang memikirkan kepentingan wartawan. Apalagi hotel-hotel yang tergabung dalam Accor Group cukup banyak jumlahnya, mulai dari Formule-1, Ibis, Mercure, Novotel, Sofitel. Tapi itu dulu, tentunya.

Sekarang Els ada di Ritz-Carlton, hotel mewah di Mega Kuningan, tempat sebagian diplomat asing berkantor dan bertempat tinggal. Kami ngobrol di The Ritz-Carlton Lounge, tempat ngopi dan nge-teh, ditemani Public Relations Coordinator, Ressabel S. Beatrik.

Desain interior hotel dan desain restoran serta barnya dirancang Hirsch/Bedner Associates Singapura. Sedangkan arsiteknya Smallwood Reynolds, Steward, Steward & Associates Inc. Tangga di hotel ini memutar dari bawah hingga ke atas, berbentuk lingkaran.

Seperti halnya dengan hotel-hotel bintang lima lainnya di Jakarta, The Ritz-Carlton memiliki Restoran Airlangga, restoran buffet yang menghidangkan msakan Timur Tengah, Jepang, China, dan Asia Selatan dengan dapur terbuka (open kitchen). Ada juga Restoran Portovenere yang menghidangkan masakan Italia, dan The Prime Steakhouse, restoran western yang menyajikan daging sapi impor dan hidangan laut. Bar dan nightclub di hotel ini, The Mistere, tempat berdansa dan berkaraoke.

Executive Chef The Ritz-Carlton Jakarta adalah Rudolph Marco Blatter, pria kelahiran Luzern, Swiss, yang berpengalaman sebagai Executive Chef di Hotel Mandarin Oriental Hong Kong SAR selama enam tahun, Executive Chef di Edmonton Convention Centre di Kanada, serta di Westin Harbor Castle Hotel di Toronto, juga di Kanada. Sebelumnya Rudolph menjadi Executive Sous Chef di Four Season Hotel di Calgary, Kanada dan Delta Bow Valley Hotel, juga di Calgary, Kanada sebagai Executive Chef. Dia memulai karirnya di Grand Hotel National, Swiss tahun 1968.

Jadi bisa dibayangkan, pengalaman Chef Rudolph Marco Blatter ini sangat banyak. Sebagai profesional yang inovatif dalam Culinary Arts, Rudolph dinilai berhasil membawa The Ritz-Carlton menjadi the best dining place di Jakarta.

Saya memang baru kali pertama datang ke Ritz-Carlton sejak hotel itu dibuka 1 Mei 2005. Sebelumnya, saya beberapa kali ke Hotel JW Marriott, dan menikmati makan siang di Restoran Sailendra. (Tapi ketika bom mengguncang Hotel JW Marriott Mei 2003 silam, saya tidak di hotel itu. Saya waktu itu ada di sekitar Semanggi, sempat melihat asap mengepul, mendengar suara dentuman keras, bahkan sempat merekam peristiwa itu beberapa saat setelah bom meledak). Baca juga http://adhikusumaputra.blogspot.com/search/label/bom%20Marriott.

Bagaimanapun, The Ritz-Carlton yang saat ini dipimpin Pierre Perusset, Managing Director, kini menjadi simbol kemewahan. Banyak orang bilang hotel bisnis yang memiliki kamar terluas di Jakarta (62 meter persegi) ini hotel dengan harga termahal. (Tapi mungkin juga hotel butik Dharmawangsa, pasang harga tinggi).

Jakarta kini terimbas globalisasi. Hotel berbintang lima bertebaran. Selalu ada yang datang, baik sekadar makan, meneguk wine, mengisap cerutu, ataupun menginap di kamar hotel bernuansa eksotis seperti The Ritz-Carlton.

Serpong, 12 Maret 2007

Comments

Popular posts from this blog

Kolom Blog Adhi Ksp: Paris van Java dan Wawa Sulaeman yang Fenomenal

Kolom Blog Adhi Ksp: Starbucks, Kopi Luwak, dan J.Co

Hiburan Rakyat Menjelang Kenaikan BBM