Kolom Blog Adhi Ksp: Kebahagiaan dan Kebaikan
Kolom Blog Adhi Ksp
Kebahagiaan dan Kebaikan
Filsuf terbesar dalam sejarah, Aristoteles yang sudah menulis sejak 2.300 tahun silam menyatakan, tujuan akhir setiap tindakan manusia adalah kebahagiaan. Aristoteles menyimpulkan, semua yang dilakukan oleh seseorang adalah untuk mencapai kebahagiaan, apa pun bentuknya. Kadang-kadang usaha itu berhasil, tetapi kadang pula gagal. Namun yang pasti, kebahagiaan selalu menjadi target yang dituju oleh setiap orang.
Pendapat Aristoteles ini, saya baca dari buku Brian Tracy bertajuk "Change Your Thinking, Change Your Life". (Buku ini kado ulang tahun dari istri terkasih). Dalam buku itu disebutkan pendapat terbesar Aristoteles mengenai kebahagiaan. "Hanya orang-orangyang baik yang dapat merasa bahagia, dan hanya orang-orang yang berbudi luhur yang dapat menjadi orang baik".
Brian Tracy mengemukakan hasil penelitiannya selama bertahun-tahun ihwal masalah-masalah filosofi dan psikologi. "Hanya orang-orang yang benar-benar baik dari dalam dirinyalah yang dapat merasa bahagia sampai kapan pun," demikian kesimpulan Brian Tracy.
Dalam studi Brian bertahun-tahun mengenai kualitas mendasar yang terdapat di dalam rasa percaya diri, dia menemukan, hanya orang-oranguang memiliki nilai-nilai yang jelas dan pastilah yang mampu mengembangkan jenis rasa percaya diri yang tak tergoyahkan. Hal ini membuat mereka dapat berhubungan secara efektif dengan apa pun yang terjadi kepada mereka.
Cara tercepat yang dapat Anda, saya dan kita pergunakan untuk membangun atau untuk mendapatkan kembali rasa percaya diri adalah dengan memperjelas nilai-nilai dan keyakinan yang terdalam, dan mulai hidup dengan menggunakan nilai-nilai dan keyakinan tersebut. Solusi bagi hampir semua masalah manusia adalah kembali ke nilai-nilai yang kita anut. Sebab, acapkali ketidakbahagiaan dan stres disebabkan oleh Anda mulai tidak melakukan dan mengatakan apa-apa yang Anda tahu adalah benar.
Apa yang disampaikan Brian Tracy ini menarik. Ada korelasi antara kebahagiaan dan kebaikan. Saya kira itu benar. Saya membayangkan seseorang yang tidak bahagia karena dari dalam dirinya sudah tidak ada kebaikan. Yang ada hanya pikiran-pikiran bagaimana memuat orang lain susah, bagaimana membuat orang lain 'kalah'. Saya merasa orang seperti itu tidak bahagia, meskipun hidupnya bergelimang kemewahan.
Saya merasa bersyukur kepada Tuhan karena sejauh ini, saya selalu diingatkan untuk terus berbuat baik kepada setiap orang, siapapun dia. Kekuatan berpikir positif itu sangat dahsyat sebab mampu membuat kita menjalankan hidup ini sangat ringan dan tanpa beban. Seorang teman mengirim email berisi kalimat bijak Bunda Teresa, yang mengingatkan saya tentang cinta kasih kepada sesama. (Terima kasih kepada Mbak Tina yang mengirim email ini).
Saya yakin seratus persen, ada korelasi kuat antara kebahagiaan dan kebaikan. Siapa pun yang berbuat baik, dia pasti bahagia, meskipun mungkin kebaikan itu tidak dilihat kasat mata oleh banyak orang. Tetapi yang pasti ada orang yang merasakan kebaikan yang diberikan. Melalui pekerjaan sebagai jurnalis, melalui talenta yang Tuhan berikan kepada saya, saya berusaha untuk terus melakukan kebaikan kepada siapa saja yang membutuhkan. Meskipun mungkin orang sinis atau orang tidak melihat sebelah mata, tetapi, seperti Bunda Teresa sampaikan, "Tetaplah berbuat baik selalu".
Serpong, 7 Mei 2007
Kebahagiaan dan Kebaikan
Filsuf terbesar dalam sejarah, Aristoteles yang sudah menulis sejak 2.300 tahun silam menyatakan, tujuan akhir setiap tindakan manusia adalah kebahagiaan. Aristoteles menyimpulkan, semua yang dilakukan oleh seseorang adalah untuk mencapai kebahagiaan, apa pun bentuknya. Kadang-kadang usaha itu berhasil, tetapi kadang pula gagal. Namun yang pasti, kebahagiaan selalu menjadi target yang dituju oleh setiap orang.
Pendapat Aristoteles ini, saya baca dari buku Brian Tracy bertajuk "Change Your Thinking, Change Your Life". (Buku ini kado ulang tahun dari istri terkasih). Dalam buku itu disebutkan pendapat terbesar Aristoteles mengenai kebahagiaan. "Hanya orang-orangyang baik yang dapat merasa bahagia, dan hanya orang-orang yang berbudi luhur yang dapat menjadi orang baik".
Brian Tracy mengemukakan hasil penelitiannya selama bertahun-tahun ihwal masalah-masalah filosofi dan psikologi. "Hanya orang-orang yang benar-benar baik dari dalam dirinyalah yang dapat merasa bahagia sampai kapan pun," demikian kesimpulan Brian Tracy.
Dalam studi Brian bertahun-tahun mengenai kualitas mendasar yang terdapat di dalam rasa percaya diri, dia menemukan, hanya orang-oranguang memiliki nilai-nilai yang jelas dan pastilah yang mampu mengembangkan jenis rasa percaya diri yang tak tergoyahkan. Hal ini membuat mereka dapat berhubungan secara efektif dengan apa pun yang terjadi kepada mereka.
Cara tercepat yang dapat Anda, saya dan kita pergunakan untuk membangun atau untuk mendapatkan kembali rasa percaya diri adalah dengan memperjelas nilai-nilai dan keyakinan yang terdalam, dan mulai hidup dengan menggunakan nilai-nilai dan keyakinan tersebut. Solusi bagi hampir semua masalah manusia adalah kembali ke nilai-nilai yang kita anut. Sebab, acapkali ketidakbahagiaan dan stres disebabkan oleh Anda mulai tidak melakukan dan mengatakan apa-apa yang Anda tahu adalah benar.
Apa yang disampaikan Brian Tracy ini menarik. Ada korelasi antara kebahagiaan dan kebaikan. Saya kira itu benar. Saya membayangkan seseorang yang tidak bahagia karena dari dalam dirinya sudah tidak ada kebaikan. Yang ada hanya pikiran-pikiran bagaimana memuat orang lain susah, bagaimana membuat orang lain 'kalah'. Saya merasa orang seperti itu tidak bahagia, meskipun hidupnya bergelimang kemewahan.
Saya merasa bersyukur kepada Tuhan karena sejauh ini, saya selalu diingatkan untuk terus berbuat baik kepada setiap orang, siapapun dia. Kekuatan berpikir positif itu sangat dahsyat sebab mampu membuat kita menjalankan hidup ini sangat ringan dan tanpa beban. Seorang teman mengirim email berisi kalimat bijak Bunda Teresa, yang mengingatkan saya tentang cinta kasih kepada sesama. (Terima kasih kepada Mbak Tina yang mengirim email ini).
Saya yakin seratus persen, ada korelasi kuat antara kebahagiaan dan kebaikan. Siapa pun yang berbuat baik, dia pasti bahagia, meskipun mungkin kebaikan itu tidak dilihat kasat mata oleh banyak orang. Tetapi yang pasti ada orang yang merasakan kebaikan yang diberikan. Melalui pekerjaan sebagai jurnalis, melalui talenta yang Tuhan berikan kepada saya, saya berusaha untuk terus melakukan kebaikan kepada siapa saja yang membutuhkan. Meskipun mungkin orang sinis atau orang tidak melihat sebelah mata, tetapi, seperti Bunda Teresa sampaikan, "Tetaplah berbuat baik selalu".
Serpong, 7 Mei 2007
Comments