Pengalaman Berharga di Asian City Journalist Conference
Kolom Blog Adhi Ksp
Pengalaman Berharga di Asian City Journalist Conference
Saya mendapat kesempatan mengikuti Asian City Journalist Conference Part II di Fukuoka, Jepang pada 7-10 Desember 2007 lalu. Ini merupakan lanjutan dari acara serupa pada bulan Agustus lalu. Bagi saya, kesempatan ini digunakan untuk mendalami masalah perkotaan, terutama soal lingkungan. Sebab di sini, semua peserta (ada 10 jurnalis dari 10 kota di Asia) diminta mempresentasikan pendapatnya dalam konferensi jurnalis Asia dan mendiskusikannya.
Di Fukuoka, saya menyampaikan pendapat, alangkah baiknya jika di masa depan, kota-kota besar di Indonesia, terutama Jakarta dan sekitarnya lebih peduli menggunakan kendaraan dan bahan bakar ramah lingkungan.
Saat ini sudah terlalu banyak kendaraan dari perusahaan Jepang, yang memberi kontribusi pada pencemaran udara. Jika Jepang sudah mulai menggunakan kendaraan ramah lingkungan, 5-10 tahun lagi, kendaraan Jepang yang berkeliaran di Jakarta, tentunya akan ramah lingkungan.
Saya juga menyampaikan, ruang terbuka publik yang hijau yang berfungsi sebagai paru-paru kota, juga harus lebih banyak dibangun. Jalur khusus sepeda untuk komunitas penggemar sepeda yang akan ke kantor, wajib dibangun. Saya ungkapkan, di kampus Universitas Indonesia, Rektor Prof Gumilar R Somantri akan membangun jalur khusus sepeda dan mewajibkan karyawan, dosen dan mahasiswa naik sepeda menuju fakultas dan tempat kerja. Mobil hanya boleh diparkir di tempat khusus.
Jurnalis Asia yang menjadi peserta Asian City Journalist Conference Part II, sama dengan Part I. Selain saya dari Kompas Daily (Indonesia), juga dari The Philippine Daily Inquirer (Filipina), The New Straits Times (Malaysia), Lianhe Zaobao (Singapura), The Busan Ilbo (Korea Selatan), Shanghai Daily (China), Guangzhou Daily (China), Dalian Daily (China), Saigon Investment Finance (Vietnam) dan dari Thailand.
Tuan rumah kali ini adalah The Nishinippon Shimbun, suratkabar tertua dan terbesar di Pulau Kyushu, Jepang, dan didukung oleh UN Habitat, badan PBB yang bergerak di bidang permukiman dan perkotaan, untuk kawasan Asia Pasifik.
Pengalaman berbicara di forum internasional seperti ini, merupakan pengalaman sangat berharga dan berkesan bagi saya. Apalagi memang inilah bidang yang saya geluti sehari-hari dalam dunia kewartawanan selama ini: problem perkotaan. Kami bisa saling belajar satu sama lain dari pengalaman kota-kota besar lainnya di Asia. Saya bangga mewakili Kompas dan Indonesia dalam forum Asian City Journalist Conference ini. Saya bangga menjadi jurnalis Kompas.
Special thanks to Megumi Kikuchi (Editor-in-Chief The Nishinippon Shimbun), Takeshi Kokubu (International Affairs Section of The Nishinippon Shimbun), Toshi Noda (Director of UN Habitat, Asia Pasific), Mayumi Onizuka (UN Habitat), Akiko Kato, Tomoko Nimura, Junko Sakoh (The Nishinippon Shimbun).
Pengalaman Berharga di Asian City Journalist Conference
Saya mendapat kesempatan mengikuti Asian City Journalist Conference Part II di Fukuoka, Jepang pada 7-10 Desember 2007 lalu. Ini merupakan lanjutan dari acara serupa pada bulan Agustus lalu. Bagi saya, kesempatan ini digunakan untuk mendalami masalah perkotaan, terutama soal lingkungan. Sebab di sini, semua peserta (ada 10 jurnalis dari 10 kota di Asia) diminta mempresentasikan pendapatnya dalam konferensi jurnalis Asia dan mendiskusikannya.
Di Fukuoka, saya menyampaikan pendapat, alangkah baiknya jika di masa depan, kota-kota besar di Indonesia, terutama Jakarta dan sekitarnya lebih peduli menggunakan kendaraan dan bahan bakar ramah lingkungan.
Saat ini sudah terlalu banyak kendaraan dari perusahaan Jepang, yang memberi kontribusi pada pencemaran udara. Jika Jepang sudah mulai menggunakan kendaraan ramah lingkungan, 5-10 tahun lagi, kendaraan Jepang yang berkeliaran di Jakarta, tentunya akan ramah lingkungan.
Saya juga menyampaikan, ruang terbuka publik yang hijau yang berfungsi sebagai paru-paru kota, juga harus lebih banyak dibangun. Jalur khusus sepeda untuk komunitas penggemar sepeda yang akan ke kantor, wajib dibangun. Saya ungkapkan, di kampus Universitas Indonesia, Rektor Prof Gumilar R Somantri akan membangun jalur khusus sepeda dan mewajibkan karyawan, dosen dan mahasiswa naik sepeda menuju fakultas dan tempat kerja. Mobil hanya boleh diparkir di tempat khusus.
Jurnalis Asia yang menjadi peserta Asian City Journalist Conference Part II, sama dengan Part I. Selain saya dari Kompas Daily (Indonesia), juga dari The Philippine Daily Inquirer (Filipina), The New Straits Times (Malaysia), Lianhe Zaobao (Singapura), The Busan Ilbo (Korea Selatan), Shanghai Daily (China), Guangzhou Daily (China), Dalian Daily (China), Saigon Investment Finance (Vietnam) dan dari Thailand.
Tuan rumah kali ini adalah The Nishinippon Shimbun, suratkabar tertua dan terbesar di Pulau Kyushu, Jepang, dan didukung oleh UN Habitat, badan PBB yang bergerak di bidang permukiman dan perkotaan, untuk kawasan Asia Pasifik.
Pengalaman berbicara di forum internasional seperti ini, merupakan pengalaman sangat berharga dan berkesan bagi saya. Apalagi memang inilah bidang yang saya geluti sehari-hari dalam dunia kewartawanan selama ini: problem perkotaan. Kami bisa saling belajar satu sama lain dari pengalaman kota-kota besar lainnya di Asia. Saya bangga mewakili Kompas dan Indonesia dalam forum Asian City Journalist Conference ini. Saya bangga menjadi jurnalis Kompas.
Special thanks to Megumi Kikuchi (Editor-in-Chief The Nishinippon Shimbun), Takeshi Kokubu (International Affairs Section of The Nishinippon Shimbun), Toshi Noda (Director of UN Habitat, Asia Pasific), Mayumi Onizuka (UN Habitat), Akiko Kato, Tomoko Nimura, Junko Sakoh (The Nishinippon Shimbun).
Comments