Berjalan di Atas Bara Api, Belajar Mengatasi Hambatan untuk Mencapai Tujuan
Kolom Blog Adhi Ksp
Berjalan di Atas Bara Api, Belajar Mengatasi Hambatan untuk Mencapai Tujuan
SELAMA tiga hari terakhir ini (Senin 19/11/07 sampai Rabu 21/11/07), saya mendapat kesempatan mengikuti Neuro-Linguistic Programming (NLP) for Leader di Hotel Santika Jakarta, yang diadakan Bagian Pendidikan dan Latihan (Diklat) Kompas. Pesertanya 15 orang, bukan hanya dari Redaksi Kompas, tetapi juga dari Bagian Iklan, SDM, Sirkulasi, Dana dan beberapa lagi.
Apa itu NLP dan siapa motivatornya? NLP atau Neuro Linguistic Programming, menurut Anthony dio Martin, pimpinan HR Excellency, lembaga yang menyelenggarakan NLP for Leader ini, saat ini sangat populer. NLP laris dimanfaatkan perusahaan untuk memacu para leader-nya agar bekerja lebih maksimal. NLP merupakan cara memodel keunggulan mental seseorang sehingga kita dapat menduplikasinya. NLP sering disebut juga sebagai "psychology of excellence" atau "manual for the brain".
NLP diperkenalkan kali pertama oleh Dr Richard Bandler (ahli matematika dan computer programming) dan Dr John Grinder (ahli bahasa). Keduanya mempelajari keahlian sejumlah pakar dan terapis yang sukses di bidangnya, atau disebut "modelling" atau memodel. Beberapa tokoh yang dimodel adalah Fritz Peris, Virginal Satir, Gregory Bateson, dan Milton Erickson. NLP lalu dipopulerkan oleh Anthony Robbins sampai meluas di Amerika Serikat.
NLP memungkinkan kita memprogram ulang otak kita, serta memberikan teknik dan metode canggih untuk mencapai "peak performance" dalam diri kita. NLP juga memberdayakan kita untuk tidak dikendalikan oleh masa lalu ataupun pikiran masa lalu yang kelam. NLP memungkinkan kita berkomunikasi lebih efektif karena mengetahui pola kerja otak secara universal.
NLP juga memungkinkan kita menjadi sukses dalam bidang apapun dengan cara membuat model kesuksesan orang lain dengan pola Amati Tiru Modifikasi .Anthony dio Martin, salah satu motivator yang sering menyampaikan kalimat motivasi di Smart FM itu, seorang psikolog. Dia pernah belajar di Dale Carnegie, Kanada.
Menurut Martin, keunggulan komunikasi yang dimodel antara lain adalah bagaimana menggunakan cara komunikasi persuasif yang dapat mengoptimalkan peran pikiran bawah sadar seseorang sehingga pesan secara efektif menjadi lebih diterima. Keunggulan lainnya adalah dalam halo menghadapi keberayan yang diajukan seseorang yang resisten terhadap suatu perubahan. Berjalan di atas bara api?
Yang menarik bagi saya adalah ketika peserta diberi tahu bahwa akan ada sesi "berjalan di atas bara api". Saya langsung berpikir, berjalan di atas bara api? Nah, ini sensasi baru yang tidak boleh dilewatkan. Saya selalu ingin sesuatu yang baru, mengalami hal-hal baru yang sifatnya menantang. Ketika saya ditantang untuk menyelam, padahal sebelumnya saya belum pernah belajar menyelam, saya langsung berniat untuk berani menyelam di dasar laut. Dan ternyata setelah di dalam laut, saya merasakan sensasi baru yang sungguh luar biasa, yang sulit dilukiskan dengan kata-kata.
Nah, ketika dalam NLP ini, Martin mengatakan sesi "berjalan di atas bara api" merupakan sensasi baru dalam hidup, saya pun langsung tertantang. Sebelum sesi ini dimulai, peserta dikondisikan lebih dahulu bahwa kami dapat melakukannya. "Yes I can!" diucapkan berkali-kali. Bara api sepanjang 4,5 meter ini, ternyata dapat dilalui dengan aman. Saya bahkan melakukannya sampai tiga kali. Sayangnya bara api ditutup ketika saya menunggu kapan saya dapat melakukannya untuk kali keempat, kelima dan seterusnya. Sungguh, bagi saya, ini sensasi baru yang menantang.
Tapi di balik "the power of firewalking" itu, sesungguhnya ada filosofi yang sangat dalam. "Ini bukan soal berjalan di atas bara api, tetapi lihatlah ini sebagai pengalaman yang mampu memberdayakan kita. Kita belajar tentang kehidupan kita sendiri," kata Martin mengutip Tony Bulkan. Lima hal yang dapat dipetik dari berjalan di atas bara api adalah pertama, "pay attention". Jangan pernah kita meremehkan sesuatu.
Kita belajar untuk konsentrasi dalam menjalankan hidup. Setiap langkah kita ada doa. Every step is prayer. Kedua, "expect the best". Mari kita berharap yang terbaik. Setiap yang kita jalankan, kita selalu berharap dilakukan dengan cara terbaik. Kita punya kemampuan mengatasi masalah, kesulitan dan hambatan yang ada, untuk sampai ke tujuan. Ketiga, "take a responsibility", Kita bertanggung jawab atas semua yang kita lakukan. Keempat, "challenge limiting believe". Apa yang kita pikirkan tidak mungkin terjadi, bisa terjadi. Kelima, "take action". Jangan ragu-ragu untuk melakukannya. Lakukan dan kerjakan!
Setelah mengikuti NLP for Leader ini, saya makin yakin bahwa saya mampu mengatasi persoalan, kesulitan, hambatan di depan mata, seperti saya mampu berjalan di atas bara api. Yang difokuskan bukanlah pada kesulitan (panasnya bara api), tetapi pada langkah dan tujuan kita di depan.
Seperti yang sering terungkap dalam buku "The Secret" bahwa "Hukum tarik-menarik (law of attraction) sangat patuh. Ketika Anda memikirkan hal-hal yang Anda inginkan, dan Anda memfokuskan semua niat kepadanya, hukum tarik-menarik akan memberikan persis seperti apa yang Anda inginkan, setiap waktu. Hukum ini mewujudkan hal-hal yang Anda pikirkan. Hal-hal itu akan terus bermunculan. Hukum tarik-menarik tidak membedakan apa yang diinginkan atau apa yang tidak diinginkan. Ketika Anda berfokus pada sesuatu, terlepas dari apapun sesuatu itu, sebenarnya Anda sedang memanggil sesuatu itu untuk hadir."
"Jika Anda melihatnya di dalam benak, Anda akan menggenggamnya di tangan". Jika kita pikirkan bahwa kita bisa berjalan di atas bara api, kita akan dapat melakukannya dengan aman.
Serpong, 22 November 2007
Berjalan di Atas Bara Api, Belajar Mengatasi Hambatan untuk Mencapai Tujuan
SELAMA tiga hari terakhir ini (Senin 19/11/07 sampai Rabu 21/11/07), saya mendapat kesempatan mengikuti Neuro-Linguistic Programming (NLP) for Leader di Hotel Santika Jakarta, yang diadakan Bagian Pendidikan dan Latihan (Diklat) Kompas. Pesertanya 15 orang, bukan hanya dari Redaksi Kompas, tetapi juga dari Bagian Iklan, SDM, Sirkulasi, Dana dan beberapa lagi.
Apa itu NLP dan siapa motivatornya? NLP atau Neuro Linguistic Programming, menurut Anthony dio Martin, pimpinan HR Excellency, lembaga yang menyelenggarakan NLP for Leader ini, saat ini sangat populer. NLP laris dimanfaatkan perusahaan untuk memacu para leader-nya agar bekerja lebih maksimal. NLP merupakan cara memodel keunggulan mental seseorang sehingga kita dapat menduplikasinya. NLP sering disebut juga sebagai "psychology of excellence" atau "manual for the brain".
NLP diperkenalkan kali pertama oleh Dr Richard Bandler (ahli matematika dan computer programming) dan Dr John Grinder (ahli bahasa). Keduanya mempelajari keahlian sejumlah pakar dan terapis yang sukses di bidangnya, atau disebut "modelling" atau memodel. Beberapa tokoh yang dimodel adalah Fritz Peris, Virginal Satir, Gregory Bateson, dan Milton Erickson. NLP lalu dipopulerkan oleh Anthony Robbins sampai meluas di Amerika Serikat.
NLP memungkinkan kita memprogram ulang otak kita, serta memberikan teknik dan metode canggih untuk mencapai "peak performance" dalam diri kita. NLP juga memberdayakan kita untuk tidak dikendalikan oleh masa lalu ataupun pikiran masa lalu yang kelam. NLP memungkinkan kita berkomunikasi lebih efektif karena mengetahui pola kerja otak secara universal.
NLP juga memungkinkan kita menjadi sukses dalam bidang apapun dengan cara membuat model kesuksesan orang lain dengan pola Amati Tiru Modifikasi .Anthony dio Martin, salah satu motivator yang sering menyampaikan kalimat motivasi di Smart FM itu, seorang psikolog. Dia pernah belajar di Dale Carnegie, Kanada.
Menurut Martin, keunggulan komunikasi yang dimodel antara lain adalah bagaimana menggunakan cara komunikasi persuasif yang dapat mengoptimalkan peran pikiran bawah sadar seseorang sehingga pesan secara efektif menjadi lebih diterima. Keunggulan lainnya adalah dalam halo menghadapi keberayan yang diajukan seseorang yang resisten terhadap suatu perubahan. Berjalan di atas bara api?
Yang menarik bagi saya adalah ketika peserta diberi tahu bahwa akan ada sesi "berjalan di atas bara api". Saya langsung berpikir, berjalan di atas bara api? Nah, ini sensasi baru yang tidak boleh dilewatkan. Saya selalu ingin sesuatu yang baru, mengalami hal-hal baru yang sifatnya menantang. Ketika saya ditantang untuk menyelam, padahal sebelumnya saya belum pernah belajar menyelam, saya langsung berniat untuk berani menyelam di dasar laut. Dan ternyata setelah di dalam laut, saya merasakan sensasi baru yang sungguh luar biasa, yang sulit dilukiskan dengan kata-kata.
Nah, ketika dalam NLP ini, Martin mengatakan sesi "berjalan di atas bara api" merupakan sensasi baru dalam hidup, saya pun langsung tertantang. Sebelum sesi ini dimulai, peserta dikondisikan lebih dahulu bahwa kami dapat melakukannya. "Yes I can!" diucapkan berkali-kali. Bara api sepanjang 4,5 meter ini, ternyata dapat dilalui dengan aman. Saya bahkan melakukannya sampai tiga kali. Sayangnya bara api ditutup ketika saya menunggu kapan saya dapat melakukannya untuk kali keempat, kelima dan seterusnya. Sungguh, bagi saya, ini sensasi baru yang menantang.
Tapi di balik "the power of firewalking" itu, sesungguhnya ada filosofi yang sangat dalam. "Ini bukan soal berjalan di atas bara api, tetapi lihatlah ini sebagai pengalaman yang mampu memberdayakan kita. Kita belajar tentang kehidupan kita sendiri," kata Martin mengutip Tony Bulkan. Lima hal yang dapat dipetik dari berjalan di atas bara api adalah pertama, "pay attention". Jangan pernah kita meremehkan sesuatu.
Kita belajar untuk konsentrasi dalam menjalankan hidup. Setiap langkah kita ada doa. Every step is prayer. Kedua, "expect the best". Mari kita berharap yang terbaik. Setiap yang kita jalankan, kita selalu berharap dilakukan dengan cara terbaik. Kita punya kemampuan mengatasi masalah, kesulitan dan hambatan yang ada, untuk sampai ke tujuan. Ketiga, "take a responsibility", Kita bertanggung jawab atas semua yang kita lakukan. Keempat, "challenge limiting believe". Apa yang kita pikirkan tidak mungkin terjadi, bisa terjadi. Kelima, "take action". Jangan ragu-ragu untuk melakukannya. Lakukan dan kerjakan!
Setelah mengikuti NLP for Leader ini, saya makin yakin bahwa saya mampu mengatasi persoalan, kesulitan, hambatan di depan mata, seperti saya mampu berjalan di atas bara api. Yang difokuskan bukanlah pada kesulitan (panasnya bara api), tetapi pada langkah dan tujuan kita di depan.
Seperti yang sering terungkap dalam buku "The Secret" bahwa "Hukum tarik-menarik (law of attraction) sangat patuh. Ketika Anda memikirkan hal-hal yang Anda inginkan, dan Anda memfokuskan semua niat kepadanya, hukum tarik-menarik akan memberikan persis seperti apa yang Anda inginkan, setiap waktu. Hukum ini mewujudkan hal-hal yang Anda pikirkan. Hal-hal itu akan terus bermunculan. Hukum tarik-menarik tidak membedakan apa yang diinginkan atau apa yang tidak diinginkan. Ketika Anda berfokus pada sesuatu, terlepas dari apapun sesuatu itu, sebenarnya Anda sedang memanggil sesuatu itu untuk hadir."
"Jika Anda melihatnya di dalam benak, Anda akan menggenggamnya di tangan". Jika kita pikirkan bahwa kita bisa berjalan di atas bara api, kita akan dapat melakukannya dengan aman.
Serpong, 22 November 2007
Comments