Mendambakan Transportasi Massal yang Nyaman dan Aman di Jabodetabek

Kolom Blog Adhi Ksp

Mendambakan Transportasi Massal yang Nyaman dan Aman di Jabodetabek

PT Kereta Api sangat responsif. Kebutuhan masyarakat akan transportasi yang nyaman dan harga terjangkau, ditanggapi dengan menambah perjalanan KRL Jakarta-Serpong dan KRL Jakarta-Bogor sampai menjelang tengah malam. Kebijakan PT KA Jabotabek ini patut dipuji karena momennya pas, yaitu saat harga BBM melambung tinggi.

Apa yang pernah saya sampaikan dalam blog ini, betapa masyarakat mendambakan KRL beroperasi hingga malam hari mendapat tanggapan yang cepat dari PT KA. Kepala PT KA Divisi Jabotabek Ahmad Marzuki Selasa (3/6) pekan lalu mengumumkan secara resmi ihwal penambahan waktu operasi KRL jurusan Jakarta-Serpong dan KRL Jakarta-Bogor. Bahkan pada 9 Juni malam, Menteri Perhubungan Jusman Syafii Djamal meresmikan pengoperasian KRL malam ini. Menhub menyatakan pengoperasian KRL ke depan bakal 24 jam.

Penyediaan transportasi massal yang nyaman, aman dan terjangkau, memang merupakan tanggung jawab pemerintah. Sistem bus transjakarta yang diterapkan di Jakarta terus dikembangkan. Kita tentu harus angkat topi pada Bang Yos saat menjabat Gubernur DKI Jakarta, tetap ngotot membangun sistem transportasi busway, meski banyak pihak menentangnya. Toh sekarang busway menjadi salah satu solusi bagi masyarakat akan transportasi massal yang cepat dan terjangkau.

Bahkan oleh Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo, koridor busway akan ditambah menjadi 15 koridor sampai tahun 2010 nanti. Bulan September mendatang, tiga koridor baru busway akan dioperasikan, yaitu koridor VIII (Harmoni-Pondok Indah-Lebak Bulus), IX (Pinang Ranti-Grogol) dan X (Cililitan-Tanjung Priok). Dalam dua tahun ke depan, lima koridor baru yang mencapai perbatasan Jakarta dengan wilayah sekitarnya, akan dibangun. Koridor XI (Pulogebang-Kampung Melayu), XII (Pluit-Tanjungpriok), XIII (Pondok Kelapa-Blok M), XIV (UI-Pasarminggu-Manggarai), dan XV (Ciledug-Blok M).

Bagaimana caranya agar busway ini efektif hingga ke Bodetabek? Harapan masyarakat pengguna busway agar pemerintah mengoperasikan busway hingga malam hari hendaknya ditanggapi serius.

Ada pendapat, operasi malam hari bakalan rugi. Saya tidak sependapat dengan komentar tersebut. Sebab pemerintah punya tanggung jawab menyediakan transportasi massal yang aman dan nyaman bagi rakyat. Bukankah masyarakat sudah membayar pajak? Nah, mengapa pajak-pajak yang dikutip dari rakyat itu tidak dikembalikan dalam bentuk penyediaan transportasi massal yang nyaman?

Saya juga berpendapat, pemerintah kota dan kabupaten di sekitar DKI Jakarta harus mendukung sistem transportasi busway ini. Caranya, dengan menyediakan bus-bus pengumpan dari lokasi Tangerang, Bekasi, Depok, Bogor ke halte busway terdekat. Misalnya Kota Tangerang dengan halte di Daan Mogot Jakarta Barat, Serpong dengan halte Lebak Bulus Jakarta Selatan, Bekasi dengan Pulogebang, Depok dengan halte di kampus UI. Kira-kira seperti itulah. Saya pernah menanyakan hal ini kepada Wagub Banten Moch Masduki dan Kepala Bappeda Jawa Barat Deny Juanda saat mereka rapat kerja di DPR. Mereka setuju, tapi yang paling penting, realisasinya di lapangan.

Bayangkan, setiap hari sedikitnya 700.000 kendaraan dari Bodetabek masuk Jakarta. Kalau pemerintah sungguh-sungguh ingin mengurangi konsumsi BBM dan jumlah kendaraan pribadi masuk Jakarta, ya sediakanlah transportasi massal yang nyaman dan aman, langsung dari Tangerang, Bekasi, Depok dan Bogor, dekat dengan tempat tinggal masyarakat.

Operasikan bus pengumpan ke halte busway terdekat sejak pagi hingga malam hari, seperti PT KA mengoperasikan KRL hingga menjelang tengah malam. Kalau ini dapat diwujudkan pemerintah secara terpadu dan terintegrasi, saya kira, akan banyak pemilik mobil pribadi yang akan beralih ke transportasi massal, baik busway maupun KRL.

Saat ini bus pengumpan disediakan pengembang perumahan seperti BSD, Summarecon Serpong, Bukit Sentul, Kota Wisata Cibubur, Kemang Pratama. Okelah, ini kan pelayanan pengembang bagi warga yang tinggal di perumahan. Tapi bagaimana pelayanan pemerintah bagi masyarakat secara luas? Dibutuhkan bus pengumpan yang lebih banyak. Tujuannya tak usah jauh-jauh, cukup ke halte terdekat bus transjakarta.

Bagaimana dengan KRL? Naik KRL dari Serpong ke Palmerah misalnya, hanya butuh waktu 20-25 menit, tergantung kecepatan. Naik busway dari Blok M ke Kota tanpa hambatan, butuh waktu 30-an menit. Sungguh menghemat waktu dan energi.

Dalam kolom ini, saya ingin menyampaikan usul kepada pemerintah, segera wujudkan sistem transportasi massal yang terpadu, tak hanya Jakarta tetapi juga Bodetabek. Alangkah nyamannya kalau warga Tangerang bisa naik busway ke Jakarta dari kotanya. Tentunya Wali Kota dan Bupati Tangerang perlu merealisasikan penyediaan bus-bus pengumpan hingga halte terdekat. Demkian halnya Bupati/Wali Kota Depok, Bekasi dan Bogor. Harus ada kemauan politik. Lha, pemerintah terus mengimbau rakyat menghemat konsumsi BBM, tetapi pemerintah tak membangun infrastruktur transportasi, ya percuma juga.

Menunggu MRT Lebak Bulus-Dukuh Atas yang dibiayai pinjaman Japan Bank for International Cooperation? Kita harus menunggu paling cepat enam tahun lagi atau tahun 2014, baru bisa menikmati MRT dimaksud. Sementara jumlah kendaraan pribadi sudah bertambah berlipat-lipat ganda dalam masa enam tahun itu. Dan kita tak punya waktu lagi untuk menunggu.

Sudah waktunya kepala-kepala daerah di Bodetabek bersepakat menyediakan bus-bus pengumpan ke halte busway terdekat. Ini demi kepentingan masyarakat Bodetabek yang bekerja dan akan ke Jakarta. Anda setuju kan?

Serpong, 9 Juni 2008

Comments

Popular posts from this blog

Kolom Blog Adhi Ksp: Paris van Java dan Wawa Sulaeman yang Fenomenal

Kolom Blog Adhi Ksp: Starbucks, Kopi Luwak, dan J.Co

Hiburan Rakyat Menjelang Kenaikan BBM