Ikut Mengantar Bang Ali ke Peristirahatan Terakhir...
Kolom Blog Adhi Ksp
Ikut Mengantar Bang Ali ke Peristirahatan Terakhir...
BANG ALI telah tiada. Mantan Gubernur DKI Jakarta ini dikenang sebagai pemimpin yang tegas, konsisten, berani, disiplin, dan visioner.
Banyak tokoh yng hadir saat pemakaman pendiri Korps Komando (KKO) Angkatan Laut -yang sekarang disebut Korps Marinir itu. Upacara pemakaman secara militer dipimpin langsung oleh Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Sumardjono.
Jenazah Letjen TNI Mar (Purn) Ali Sadikin tiba di TPU Tanah Kusir pukul 13.25 setelah disemayamkan di rumah duka di Jalan Borobudur, Menteng, Jakarta Pusat. Jenazah Bang Ali dmakamkan pada pukul 13.40 di dalam satu lubang dengan istrinya dr Nani Sadikin, yang meninggal dunia lebih dahulu, yaitu pada tahun 1996 lalu. Lagu "Gugur Bunga" mengiringi kepergian tokoh nasionalis tersebut. Ini permintaan langsung Bang Ali agar jika beliau meninggal dunia, dimakamkan bersama istrinya, Nani Sadikin.
Budayawan WS Rendra menilai, tak ada pemimpin politik seperti Ali Sadikin. "Bang Ali adalah Gubernur DKI Jakarta yang memberi tempat pada seniman dan kesenian, baik dana anggaran maupun fasilitasnya. Tapi Bang Ali tak pernah melakukan intervensi," kata Rendra.
KSAL Laksamana Sumardjono mengatakan sosok Ali Sadikin sosok yang patut diteladani. Seniman Ratna N Riantiano dan Jajang C Noer bilang Bang Ali selalu peduli pada nasib kesenian dan kebudayaan. Slamet Rahardjo berpendapat bahwa Jakarta butuh dua kali pemimpin yang hebat sepert Bang Ali. Sedangkan AM Fatwa, tokoh Petisi 50 yang juga Wakil Ketua MPR mengatakan, Bang Ali pemimpin yang sangat setia membela anak buahya.
Yang paling berkesan bagi Gubernur DKI Jakart Fauzi Bowo, pesan Bang Ali yang selalu diingatnya adalah, "Kalau menjadi pemimpin, jangan ragu-ragu." Fauzi Bowo dan istrinya Ny Tati hadir di antara pelayat yang mengantarkan Bang Ali ke tempat peristirahatan terakhir.
Selain itu hadir di TPU Tanah Kusir adalah mantan Presiden Megawati Soekarnoputri, pengurus PDI-P Budiman Sudjatmiko dan Sabam Sirait, wartawan senior seperti Parni Hadi, Fikri Jufri, August Parengkuan, serta seniman WS Rendra, Ratna N Riantiarno, Jajang C Noer dan banyak lagi.
Bang Ali yang sepanjang hidupnya mencintai rakyat, selalu dicintai rakyat sepanjang masa. Mencintai banyak orang, dan dicintai banyak orang. Itulah Bang Ali. Selamat jalan, Bang Ali...
Jakarta, 21 Mei 2008
Ikut Mengantar Bang Ali ke Peristirahatan Terakhir...
BANG ALI telah tiada. Mantan Gubernur DKI Jakarta ini dikenang sebagai pemimpin yang tegas, konsisten, berani, disiplin, dan visioner.
Banyak tokoh yng hadir saat pemakaman pendiri Korps Komando (KKO) Angkatan Laut -yang sekarang disebut Korps Marinir itu. Upacara pemakaman secara militer dipimpin langsung oleh Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Sumardjono.
Jenazah Letjen TNI Mar (Purn) Ali Sadikin tiba di TPU Tanah Kusir pukul 13.25 setelah disemayamkan di rumah duka di Jalan Borobudur, Menteng, Jakarta Pusat. Jenazah Bang Ali dmakamkan pada pukul 13.40 di dalam satu lubang dengan istrinya dr Nani Sadikin, yang meninggal dunia lebih dahulu, yaitu pada tahun 1996 lalu. Lagu "Gugur Bunga" mengiringi kepergian tokoh nasionalis tersebut. Ini permintaan langsung Bang Ali agar jika beliau meninggal dunia, dimakamkan bersama istrinya, Nani Sadikin.
Budayawan WS Rendra menilai, tak ada pemimpin politik seperti Ali Sadikin. "Bang Ali adalah Gubernur DKI Jakarta yang memberi tempat pada seniman dan kesenian, baik dana anggaran maupun fasilitasnya. Tapi Bang Ali tak pernah melakukan intervensi," kata Rendra.
KSAL Laksamana Sumardjono mengatakan sosok Ali Sadikin sosok yang patut diteladani. Seniman Ratna N Riantiano dan Jajang C Noer bilang Bang Ali selalu peduli pada nasib kesenian dan kebudayaan. Slamet Rahardjo berpendapat bahwa Jakarta butuh dua kali pemimpin yang hebat sepert Bang Ali. Sedangkan AM Fatwa, tokoh Petisi 50 yang juga Wakil Ketua MPR mengatakan, Bang Ali pemimpin yang sangat setia membela anak buahya.
Yang paling berkesan bagi Gubernur DKI Jakart Fauzi Bowo, pesan Bang Ali yang selalu diingatnya adalah, "Kalau menjadi pemimpin, jangan ragu-ragu." Fauzi Bowo dan istrinya Ny Tati hadir di antara pelayat yang mengantarkan Bang Ali ke tempat peristirahatan terakhir.
Selain itu hadir di TPU Tanah Kusir adalah mantan Presiden Megawati Soekarnoputri, pengurus PDI-P Budiman Sudjatmiko dan Sabam Sirait, wartawan senior seperti Parni Hadi, Fikri Jufri, August Parengkuan, serta seniman WS Rendra, Ratna N Riantiarno, Jajang C Noer dan banyak lagi.
Bang Ali yang sepanjang hidupnya mencintai rakyat, selalu dicintai rakyat sepanjang masa. Mencintai banyak orang, dan dicintai banyak orang. Itulah Bang Ali. Selamat jalan, Bang Ali...
Jakarta, 21 Mei 2008
Comments