Mendambakan KRL Beroperasi Hingga Larut Malam

Kolom Blog Adhi Ksp

Mendambakan KRL Beroperasi Hingga Larut Malam

HARGA BBM naik lagi sejak Sabtu 24 Mei 2008 pukul 00.00. Aksi unjuk rasa yang dilancarkan sejak dua pekan sebelumnya yang meminta pemerintah tidak menaikkan harga BBM, ternyata tidak digubris. Pemerintah menyampaikan alasan kenaikan harga BBM ini untuk menyelamatkan APBN akibat melonjaknya harga minyak dunia yang mencapai lebih dari 130 USD per barel.

Bagi rakyat kecil, mereka tentu tak mau tahu soal harga minyak dunia di pasaran global. Mereka hanya tahu makan apa hari ini. Program Bantuan Tunai Langsung atau BLT yang ditawarkan pemerintah, tentu bukanlah solusi yang cespleng karena pemberian uang tunai Rp 100.000 per bulan untuk masyarakat miskin, dinilai hanya akan melahirkan generasi pengemis, peminta-minta.

Sudah banyak komentar soal ini. Saya tidak ingin menambah komentar soal BLT atau pun naiknya harga BBM. Berbagai aksi unjuk rasa yang dilancarkan mahasiswa dan buruh di depan Istana Merdeka, intinya sama: menuntut pemerintah tidak menaikkan harga BBM. Tapi menurunkannya kembali, apa mungkin?

Dalam kolom ini, saya haya ingin menyampaikan usul dan harapan sebagian masyarakat pengguna Kereta Rel Listrik atau KRL yang beroperasi pada jurusan Tanah Abang-Serpong. Banyak warga mendambakan KRL dapat beroperasi hingga larut malam. Karena inilah salah satu solusi agar warga menghemat penggunaan BBM dan agar jumlah kendaraan pribadi yang masuk Kota Jakarta kian berkurang.

Mengapa PT KA tidak menambah frekuensi perjalanan KRL dari Jakarta ke Bodetabek dan sebaliknya? Saya beberapa kali menumpang KRL AC Ekonomi Ciujung dari Serpong ke Tanah Abang. Banyak di antara penumpang, para pekerja profesional. Mereka bukannya tidak punya kendaraan pribadi, Tapi mereka mengaku enggan naik mobil karena lalu lintas di Jakarta makin macet sehingga menghabiskan BBM dan menghabiskan waktu di jalan. Naik KRL? Waw, hanya 30-an menit sudah sampai di Tanah Abang, dan bebas macet lagi.

Ketika saya bertemu dengan Ketua Komisi V DPR Muqowam hari Minggu (25/5) lalu, wakil rakyat itu memberi pernyataan yang mendorong PT KA memaksimalkan pelayanan KRL di Jabodetabek. Operasikan KRL hingga pukul 24.00. Lalu hari Senin (26/5), saya menghubungi Kepala PT KA Divisi Jabotabek Ahmad Marzuki, yang ternyata merespon positif usulan banyak warga pencinta KRL ini.

Pak Marzuki berjanji dalam waktu dekat akan menambah jam operasi KRL hingga larut malam. Diakui bahwa jalur Tanah Abang-Serpong merupakan "jalur basah" dan "gemuk". Masalahnya, PT KA kekurangan masinis. Saat ini sedang digelar pendidikan untuk sejumlah masinis baru. Oke lah, kita pahami alasan PT KA.

Tetapi yang paling penting, jika pemerintah sungguh-sungguh ingin masyarakat mengurangi konsumsi BBM, pemerintah harus menyediakan sarana transportasi massa yang nyaman. Dan pilihannya salah satunya ada pada KRL. Maksimalkan KRL sebagai transportasi alternatif bagi warga yang enggan naik mobil pribadi.

Pak Menteri Perhubungan dan Pak Dirjen Perkeretaapian tentu sependapat jika kita ungkapkan betapa KRL menjadi primadona angkutan massa di kala harga BBM melambung. Kita menunggu langkah pemerintah memaksimalkan KRL. Tapi jangan terlalu lama, Pak.

Daripada setiap hari menghujat pemerintah dan menuntut harga BBM turun, bukankah lebih baik mencari solusi terbaik? Kita berharap pemerintah mendengarkan aspirasi masyarakat, sehingga penggunaan BBM dan jumlah kendaraan pribadi yang masuk Kota Jakarta, dapat dikurangi. Anda setuju kan?

Serpong, 28 Mei 2008

Comments

Popular posts from this blog

Masuk dalam Lima Besar Blog Terbaik 2008 Versi Maverick Indonesia

Kolom Blog Adhi Ksp: Paris van Java dan Wawa Sulaeman yang Fenomenal

N95 8GB, Multimeda dalam Genggaman Tangan