Surat dari Amerika dan Kenangan Majalah "Gita"
Surat dari Amerika dan Kenangan Majalah "Gita"
Mengembara ke tahun 80-an di saat kita bersama berkarya di majalah Gita merupakan cerita yang tak akan pernah terlupa. Aku tahu betapa besar minatmu di dunia jurnalis saat itu. Tubuhmu yang kecil seolah tak mampu membendung bakatmu. Tiada hari terlewatkan menyongsong berita lahir dari tanganmu. Seperti dulu.....tiada bulan kita lewatkan untuk menghadirkan Gita ke tangan siswa, lewat bilik kecil dan mesin ketik tua.
Salam, sahabatmu Adi di USA.
Surat pendek di blog ini ditulis oleh sahabat saya, Adi Priyatno, sahabat ketika bersama-sama mengelola Majalah "Gita", majalah SMA Xaverius I, Palembang. Pada tahun 1980-1982, saya ikut sibuk mengelola majalah sekolah bersama Mas Adi sebagai ilustratornya. Dia lah yang membuat ilustrasi sampul depan majalah sekolah itu menjadi menarik dan dibaca para siswa SMA dan guru.
Saya mulai suka menulis sejak SMP Xaverius I Putra Palembang, lalu berlanjut ke SMA Xaverius I, yang dikenal dengan nama SMA Bangau, karena lokasinya di Jalan Bangau 60. Memang benar, waktu itu saya memuaskan hobi menulis saya melalui kegiatan ekstrakurikuler di majalah sekolah. Mungkin karena minat saya dalam tulis-menulis lebih besar, saya kemudian memilih jurusan publisistik (sekarang Fakultas Komunikasi) Universitas Padjadjaran, Bandung.
Dalam kolom ini, saya hanya ingin bernostalgia dengan Mas Adi (yang saya tahu dia melanjutkan ke Seni Rupa ITB Bandung) dan sekarang berada di Amerika Serikat. Majalah sekolah Gita dulu dibuat melalui proses mesin ketik, stensilan. Jadi, kami harus mengetik halaman per halaman majalah itu dengan telaten dan cepat agar majalah itu terbit tepat waktu setiap bulan. Sungguh pekerjaan ekstra, yang membutuhkan waktu ekstra tetapi memberi kepuasan tersendiri di hati.
Kenangan bersama di Majalah Gita bersama Adi Priyatno, Eddy Hermawan dkk (saat saya duduk di kelas II) dan bersama Sugianto Pandi (sekarang bekerja di Cibubur) dan banyak teman lainnya, memang kenangan yang tak pernah terlupakan.
Kenangan bersama Pak Sjahroelsjam (almarhum), guru Bahasa Indonesia yang "menemukan" bakat saya dan mengajak saya mengelola majalah sekolah itu. Kenangan berkesan yang saya ingat bersama Pak FX Sihono, wali kelas II dan III yang meminta saya menjadi Ketua Kelas II dan III. Juga bersama Pak T Soedadi, Kepala Sekolah semasa saya menjadi siswa SMA Xaverius I Palembang.
Percaya nggak sih, saya pernah ditegur guru aljabar, dan meminta saya jangan hanya sibuk mengurus majalah sekolah. Guru-guru itu bilang nilai aljabar kakak-kakakku yang sebelumnya bersekolah di sana, bagus-bagus semua. Saya tahu mereka sayang pada saya, tetapi memang saya lebih suka dunia tulis-menulis.
Mengenang masa SMA, saya mencoba mengingat-ingat, saya pernah meraih juara pertama menulis resensi buku. Judul buku yang diresensi waktu itu "Raumanen" karya Marianne Katoppo. Juga beberapa penghargaan dalam loma mengarang. Intinya, ya itu, minat saya dalam dunia jurnalistik lebih besar.
Berkat cinta di dunia tulis-menulis saat SMA inilah, perjalanan hidup saya betul-betul terjun ke dalam dunia jurnalistik yang sesungguhnya. Saya konsisten berada dalam dunia ini. Menulis, kini menjadi bagian penting dalam hidup saya. Saya bisa menulis kapan saja, di mana saja. Apalagi berkat perkembangan teknologi canggih, kita bisa membuat weblog. Dan blog ini ternyata membawa saya "bertemu" kembali dengan sahabat lama, Mas Adi P, saat kami bersama-sama mengelola Majalah Gita.
Serpong, 7 Februari 2008
Mengembara ke tahun 80-an di saat kita bersama berkarya di majalah Gita merupakan cerita yang tak akan pernah terlupa. Aku tahu betapa besar minatmu di dunia jurnalis saat itu. Tubuhmu yang kecil seolah tak mampu membendung bakatmu. Tiada hari terlewatkan menyongsong berita lahir dari tanganmu. Seperti dulu.....tiada bulan kita lewatkan untuk menghadirkan Gita ke tangan siswa, lewat bilik kecil dan mesin ketik tua.
Salam, sahabatmu Adi di USA.
Surat pendek di blog ini ditulis oleh sahabat saya, Adi Priyatno, sahabat ketika bersama-sama mengelola Majalah "Gita", majalah SMA Xaverius I, Palembang. Pada tahun 1980-1982, saya ikut sibuk mengelola majalah sekolah bersama Mas Adi sebagai ilustratornya. Dia lah yang membuat ilustrasi sampul depan majalah sekolah itu menjadi menarik dan dibaca para siswa SMA dan guru.
Saya mulai suka menulis sejak SMP Xaverius I Putra Palembang, lalu berlanjut ke SMA Xaverius I, yang dikenal dengan nama SMA Bangau, karena lokasinya di Jalan Bangau 60. Memang benar, waktu itu saya memuaskan hobi menulis saya melalui kegiatan ekstrakurikuler di majalah sekolah. Mungkin karena minat saya dalam tulis-menulis lebih besar, saya kemudian memilih jurusan publisistik (sekarang Fakultas Komunikasi) Universitas Padjadjaran, Bandung.
Dalam kolom ini, saya hanya ingin bernostalgia dengan Mas Adi (yang saya tahu dia melanjutkan ke Seni Rupa ITB Bandung) dan sekarang berada di Amerika Serikat. Majalah sekolah Gita dulu dibuat melalui proses mesin ketik, stensilan. Jadi, kami harus mengetik halaman per halaman majalah itu dengan telaten dan cepat agar majalah itu terbit tepat waktu setiap bulan. Sungguh pekerjaan ekstra, yang membutuhkan waktu ekstra tetapi memberi kepuasan tersendiri di hati.
Kenangan bersama di Majalah Gita bersama Adi Priyatno, Eddy Hermawan dkk (saat saya duduk di kelas II) dan bersama Sugianto Pandi (sekarang bekerja di Cibubur) dan banyak teman lainnya, memang kenangan yang tak pernah terlupakan.
Kenangan bersama Pak Sjahroelsjam (almarhum), guru Bahasa Indonesia yang "menemukan" bakat saya dan mengajak saya mengelola majalah sekolah itu. Kenangan berkesan yang saya ingat bersama Pak FX Sihono, wali kelas II dan III yang meminta saya menjadi Ketua Kelas II dan III. Juga bersama Pak T Soedadi, Kepala Sekolah semasa saya menjadi siswa SMA Xaverius I Palembang.
Percaya nggak sih, saya pernah ditegur guru aljabar, dan meminta saya jangan hanya sibuk mengurus majalah sekolah. Guru-guru itu bilang nilai aljabar kakak-kakakku yang sebelumnya bersekolah di sana, bagus-bagus semua. Saya tahu mereka sayang pada saya, tetapi memang saya lebih suka dunia tulis-menulis.
Mengenang masa SMA, saya mencoba mengingat-ingat, saya pernah meraih juara pertama menulis resensi buku. Judul buku yang diresensi waktu itu "Raumanen" karya Marianne Katoppo. Juga beberapa penghargaan dalam loma mengarang. Intinya, ya itu, minat saya dalam dunia jurnalistik lebih besar.
Berkat cinta di dunia tulis-menulis saat SMA inilah, perjalanan hidup saya betul-betul terjun ke dalam dunia jurnalistik yang sesungguhnya. Saya konsisten berada dalam dunia ini. Menulis, kini menjadi bagian penting dalam hidup saya. Saya bisa menulis kapan saja, di mana saja. Apalagi berkat perkembangan teknologi canggih, kita bisa membuat weblog. Dan blog ini ternyata membawa saya "bertemu" kembali dengan sahabat lama, Mas Adi P, saat kami bersama-sama mengelola Majalah Gita.
Serpong, 7 Februari 2008
Comments