Politisi Muda Malaysia Wajib Punya Blog, Bagaimana dengan Indonesia?
Politisi Muda Malaysia Wajib Punya Blog, Bagaimana dengan Indonesia?
Blog kini makin diperhitungkan. Di Malaysia, politisi muda diwajibkan memiliki blog. Organisasi kepemudaan partai terkuat Malaysia, United Malays National Organization atau UMNO mewajibkan anggotanya memiliki weblog atau blog. Anggota organisasi yang akan menduduki jabatan di partai politik itu, akan bersaing mengungkapkan pandangan politiknya melalui blog. Semua diwajibkan membuat blog. Kalau tak punya blog, mereka tak layak menjadi pemimpin.
Perdana Menteri Malaysia Abdullah Ahmad Badawi bahkan mengakui salah satu faktor kegagalan UMNO dalam pemilu terakhir adalah karena mengabaikan kekuatan blog. Berita di Kompas.com ini merupakan perkembangan yang menarik karena selama ini, Pemerintah Malaysia "memusuhi" weblog dan menganggap blogger mengumbar kebohongan dan rumor.
Ketua Democratic Action Party, Lim Kit Siang memiliki sejumlah weblog yang mengungkapkan berbagai pandangannya tentang banyak hal. Tidak hanya dalam Bahasa Inggris, blog Lim Kit Siang juga ada dalam Bahasa China. Setidaknya ini menunjukkan betapa Lim ingin menyampaikan pandangan-pandangannya tentang Malaysia ke khalayak lebih luas dan komunitas tak terbatas.
Politisi Malaysia Anwar Ibrahim juga memiliki weblog yang mengungkapkan pemikiran-pemikirannya. Dan yang juga menarik, blog Anwar Ibrahim dilengkapi dengan link Anwar di dunia maya lainnya seperti friendster, myspace dan facebook. Menurut pendapat saya, ini luar biasa. Politisi Malaysia sudah lebih maju dibandingkan politisi Indonesia.
Dalam kolom ini sebelumnya, saya beberapa kali mengusulkan agar para politisi Indonesia, termasuk para kandidat walikota, bupati, gubernur, dan presiden memiliki weblog. Lewat media weblog, masyarakat Indonesia akan mengetahui pandangan dan pemikiran kandidat tentang berbagai hal.
Kita bisa memulai sejak sekarang. Masih ada waktu menjelang Pemilihan Presiden Tahun 2009 mendatang. Tetapi jika kita ingin memulai dari sekarang, semua kandidat yang ikut pemilihan kepala daerah untuk jabatan walikota, bupati dan gubernur diwajibkan punya blog. Memang belum akan meyentuh masyarakat bawah, yang belum mampu mengakses internet. Tetapi mengapa kita tidak memulainya dari sekarang?
Misalnya para anggota parlemen di Senayan diwajibkan punya blog. Baru segelintir anggota DPR yang menyadari kekuatan weblog. Yang saya tahu ada Zulkieflimansyah, yang pernah bertarung dalam Pemilihan Gubernur Banten beberapa waktu lalu. Lalu Ahmad Heryawan dan Dede Yusuf yang menurut hasil quick count Minggu (13/4) sore unggul dalam Pilkada Jawa Barat.
Sejumlah aktivis partai yang paling melek internet saat ini memang aktivis Partai Keadilan Sejahtera atau PKS. Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat atau MPR Hidayat Nur Wahid punya website, tapi baru merupakan kumpulan kegiatan yang dilakukannya. Saya tidak tahu apakah partai politik lainnya di Indonesia juga sudah memanfaatkan internet sebagai salah satu media kampanye.
Tetapi menurut saya, saat ini internet sudah menjadi salah satu kebutuhan. Pengguna internet saat ini di Indonesia berkisar 20-25 juta orang atau sekitar 10 persen dari jumlah penduduk yang sudah 220 juta orang. Dari segi jumlah, ini sudah empat kali lipat penduduk Singapura (yang sudah 100 persen melakukan akses internet). Perkembangan internet di Indonesia diprediksi bakal terus melesat. Kalau biaya akses internet kian murah dan harga PC juga makin murah, warga di desa-desa akan makin mudah berselancar di dunia maya.
Malaysia memang makin melek internet. Beberapa waktu lalu di Hotel Shangri-La, saya bertemu pemilik Grup Danawa dari Malaysia, Datuk Abdul Hamed Sepawi yang mau memberikan sebagian keuntungannya untuk membangun jaringan internet (free wifi) di Malaysia Timur yaitu di Negara Bagian Sarawak dan Sabah.
Bayangkan, warga di pelosok desa yang sulit dijangkau (kondisi alamnya sama dengan Kalimantan) kini dapat mengakses internet. Mereka memprioritaskan pada pendidikan. Ini artinya anak-anak sekolah di Sarawak dan Sabah dengan mudahnya mengakses internet, memperoleh pengetahuan tanpa batas.
Kembali ke soal perlunya politisi Indonesia punya weblog. Jika Malaysia sekarang mulai menyadari pentingnya politisi memiliki blog, mengapa Indonesia tidak? Mengapa Indonesia belum memanfaatkan teknologi dalam dunia politik, melakukan kampanye, menarik massa dan menarik simpati?
Serpong, 13 April 2008
Blog kini makin diperhitungkan. Di Malaysia, politisi muda diwajibkan memiliki blog. Organisasi kepemudaan partai terkuat Malaysia, United Malays National Organization atau UMNO mewajibkan anggotanya memiliki weblog atau blog. Anggota organisasi yang akan menduduki jabatan di partai politik itu, akan bersaing mengungkapkan pandangan politiknya melalui blog. Semua diwajibkan membuat blog. Kalau tak punya blog, mereka tak layak menjadi pemimpin.
Perdana Menteri Malaysia Abdullah Ahmad Badawi bahkan mengakui salah satu faktor kegagalan UMNO dalam pemilu terakhir adalah karena mengabaikan kekuatan blog. Berita di Kompas.com ini merupakan perkembangan yang menarik karena selama ini, Pemerintah Malaysia "memusuhi" weblog dan menganggap blogger mengumbar kebohongan dan rumor.
Ketua Democratic Action Party, Lim Kit Siang memiliki sejumlah weblog yang mengungkapkan berbagai pandangannya tentang banyak hal. Tidak hanya dalam Bahasa Inggris, blog Lim Kit Siang juga ada dalam Bahasa China. Setidaknya ini menunjukkan betapa Lim ingin menyampaikan pandangan-pandangannya tentang Malaysia ke khalayak lebih luas dan komunitas tak terbatas.
Politisi Malaysia Anwar Ibrahim juga memiliki weblog yang mengungkapkan pemikiran-pemikirannya. Dan yang juga menarik, blog Anwar Ibrahim dilengkapi dengan link Anwar di dunia maya lainnya seperti friendster, myspace dan facebook. Menurut pendapat saya, ini luar biasa. Politisi Malaysia sudah lebih maju dibandingkan politisi Indonesia.
Dalam kolom ini sebelumnya, saya beberapa kali mengusulkan agar para politisi Indonesia, termasuk para kandidat walikota, bupati, gubernur, dan presiden memiliki weblog. Lewat media weblog, masyarakat Indonesia akan mengetahui pandangan dan pemikiran kandidat tentang berbagai hal.
Kita bisa memulai sejak sekarang. Masih ada waktu menjelang Pemilihan Presiden Tahun 2009 mendatang. Tetapi jika kita ingin memulai dari sekarang, semua kandidat yang ikut pemilihan kepala daerah untuk jabatan walikota, bupati dan gubernur diwajibkan punya blog. Memang belum akan meyentuh masyarakat bawah, yang belum mampu mengakses internet. Tetapi mengapa kita tidak memulainya dari sekarang?
Misalnya para anggota parlemen di Senayan diwajibkan punya blog. Baru segelintir anggota DPR yang menyadari kekuatan weblog. Yang saya tahu ada Zulkieflimansyah, yang pernah bertarung dalam Pemilihan Gubernur Banten beberapa waktu lalu. Lalu Ahmad Heryawan dan Dede Yusuf yang menurut hasil quick count Minggu (13/4) sore unggul dalam Pilkada Jawa Barat.
Sejumlah aktivis partai yang paling melek internet saat ini memang aktivis Partai Keadilan Sejahtera atau PKS. Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat atau MPR Hidayat Nur Wahid punya website, tapi baru merupakan kumpulan kegiatan yang dilakukannya. Saya tidak tahu apakah partai politik lainnya di Indonesia juga sudah memanfaatkan internet sebagai salah satu media kampanye.
Tetapi menurut saya, saat ini internet sudah menjadi salah satu kebutuhan. Pengguna internet saat ini di Indonesia berkisar 20-25 juta orang atau sekitar 10 persen dari jumlah penduduk yang sudah 220 juta orang. Dari segi jumlah, ini sudah empat kali lipat penduduk Singapura (yang sudah 100 persen melakukan akses internet). Perkembangan internet di Indonesia diprediksi bakal terus melesat. Kalau biaya akses internet kian murah dan harga PC juga makin murah, warga di desa-desa akan makin mudah berselancar di dunia maya.
Malaysia memang makin melek internet. Beberapa waktu lalu di Hotel Shangri-La, saya bertemu pemilik Grup Danawa dari Malaysia, Datuk Abdul Hamed Sepawi yang mau memberikan sebagian keuntungannya untuk membangun jaringan internet (free wifi) di Malaysia Timur yaitu di Negara Bagian Sarawak dan Sabah.
Bayangkan, warga di pelosok desa yang sulit dijangkau (kondisi alamnya sama dengan Kalimantan) kini dapat mengakses internet. Mereka memprioritaskan pada pendidikan. Ini artinya anak-anak sekolah di Sarawak dan Sabah dengan mudahnya mengakses internet, memperoleh pengetahuan tanpa batas.
Kembali ke soal perlunya politisi Indonesia punya weblog. Jika Malaysia sekarang mulai menyadari pentingnya politisi memiliki blog, mengapa Indonesia tidak? Mengapa Indonesia belum memanfaatkan teknologi dalam dunia politik, melakukan kampanye, menarik massa dan menarik simpati?
Serpong, 13 April 2008
Comments