Kolom Blog Adhi Ksp: Starbucks, Kopi Luwak, dan J.Co

Kolom Blog Adhi Ksp

Starbucks, Kopi Luwak dan J.Co

Tak ada bedanya kita ngopi di Starbucks di kawasan Orchard Road Singapura, di New Tenjin Underground Shopping Arcade di Fukuoka Jepang, ataupun di Starbucks di Sarinah Thamrin Jakarta, Bandung Indah Plaza di Bandung, Supermal Karawaci Tangerang ataupun di Margo City Depok. Starbucks adalah contoh betapa globalisasi sudah merambah hingga ke Margonda, Depok. (Depok adalah kota baru yang berkembang pesat, terutama jika dua jalan tol Antasari-Citayam dan Cinere-Jagorawi selesai dibangun dan beroperasi).

Starbucks yang berdiri tahun 1971 dan bermarkas besar di Seattle, Washington, Amerika Serikat itu kini memiliki gerai di semua negara bagian di AS dan berbagai negara di dunia. Bayangkan, Starbucks yang dibangun oleh Howard Schultz dari bawah itu, kini ada di mana-mana. Data pada Februari 2007, jumlah gerai Starbucks di seluruh dunia tercatat 13.168.

Starbucks memiliki 7.521 gerai di seluruh dunia, 6.010 beroperasi di AS dan 1.511 di luar berbagai negara di di luar AS. Starbucks juga bekerja sama, memiliki gerai berlisensi dan waralaba tercatat 5.647 gerai, 3.391 di antaranya beroperasi di AS dan 2.256 di mancanegara.
Bulan lalu ketika mengunjungi Jepang, saya melihat lima perempuan Jepang berpakaian tradisional masuk ke Starbucks di kawasan Riverwalk di Kitakyushu City, sebuah kota di utara Pulau Kyushu, Jepang. Pemandangan yang sama kalau kita ke Shenzhen, China atau ke sejumlah negara di Timur Tengah seperti Kuwait, Qatar, Arab Saudi, Bahrain, Oman, Uni Emirat Arab.

Kaum muda Jepang mungkin tak ingat lagi pengeboman di Hiroshima dan Nagasaki 62 tahun silam. Sama ketika profesional China di Shenzhen, rata-rata masih berusia muda, menikmati segelas Caramel Macchiato atau Caffe Mocha, tak merisaukan sejarah 'perang dingin' dengan Amerika, yang pernah merasuk negeri tirai bambu itu. Jepang atau China, sama saja, kini sama-sama "mendewakan" kopi racikan Amerika. Mereka agaknya tak menganggap "dijajah" Amerika dalam urusan kopi ini. Coffee is culinary!

Starbucks seperti semacam kosakata baru. Menjadi tempat nongkrong paling nyaman di kota-kota besar di dunia. Bahkan Starbucks termasuk dalam 100 tempat kerja paling menyenangkan menurut versi Majalah Fortune. Saat ini jumlah pekerja Starbucks 147.436 orang, dengan revenue tahun 2006 mencapai 7,786 miliar dollar AS!

Lalu kemana gerangan Kopi Luwak, karya Indonesia? Kopi Luwak yang berawal dari kios di Pasar Peterongan, Semarang, Jawa Tengah ini punya gerai kurang dari sepuluh, di Semarang dan Jakarta, termasuk di Supermal Karawaci Tangerang. Pemilik Kafe Kopi Luwak adalah Agus Susanto (generasi kedua) dan Vivin Susanti (generasi ketiga). Saya pernah berjumpa dengan Pak Agus Susanto dan putrinya, Vivin, saat saya bertugas di Semarang. Mereka pernah bilang akan ekspansi ke Shenzhen, China, serta mengembangkan gerai ke Solo dan Yogyakarta.

Satu lagi milik Indonesia yang mengglobal adalah J.Co. Pemiliknya adalah Johnny Andrean. Saya pernah bertemu dengan Johnny saat pembukaan pusat perbelanjaan Summarecon Mal Serpong 28 Juni 2007 lalu. Gerai pertama J.Co dibuka di Supermal Karawaci Tangerang 26 Juni 2005. Dalam dua tahun, gerai J.Co menjadi 25 di seluruh Indonesia. "J.Co akan membuka gerai di Bukit Bintang dan Sunway Pyramid, Kuala Lumpur, Malaysia. Juga di Singapura," ungkap Johnny Andrean, yang sebelumnya sukses dengan ratusan salon-nya di banyak kota di Indonesia.

Kopi Luwak dan J.Co bukan branded asing seperti Starbucks Coffee atau The Coffee Bean and tea Leaf. Kopi Luwak dan J.Co adalah branded asli milik Indonesia. Kalau kita hanya mencari, membeli suasana, tak salahnya kita memilih produksi Indonesia sendiri: ngopi di Kafe Kopi Luwak atau beli donat sambil ngopi di gerai J.Co. Agus Susanto dan Johnny Andrean pasti berharap suatu hari kelak, Kafe Kopi Luwak dan J.Co memiliki gerai sebanyak Starbucks Coffee, dan bukan hanya waralaba asing yang menyerbu Indonesia.

FOTO di blog ini foto Starbucks Coffee di kawasan Riverwalk, Kitakyushu City, Jepang. Foto oleh R Adhi Kusumaputra/KOMPAS

Serpong, 17 September 2007

Comments

kopidunia said…
Baiklah..lain kali kunjungi Indonesia akan minum kopiku di Kopi Luwak atau J.Co saja. Saya bule dan suka sekali minum kopi Nescafe dari Indonesia, itu produksi Indonesia kan? Memang kecanduan kopinya... :-) www.kopidunia.com
Anonymous said…
saya dari KL, malaysia. Kelmarin di Semarang ada beli 'kopi luwak' di bandara. tidak authentic? kenapa dibiarkan buyer tertipu?

Popular posts from this blog

Kolom Blog Adhi Ksp: Paris van Java dan Wawa Sulaeman yang Fenomenal

Hiburan Rakyat Menjelang Kenaikan BBM